Terlena dalam Westernisasi
Era modernisasi sukses menjadikan generasi muda sebagai pengejar karir dengan dalih memenuhi kebutuhan sehari-sehari, terlepas bertentangan dengan Islam atau tidak. Saat ini, arus westernisasi sangatlah menggerus pemuda-pemudi negeri ini. Sebagaimana kasus yang terjadi di Amerika, yang dikutip dari Majalah Muslimah Qonitah bahwa seorang wanita yang tidak ada seorang pun yang mau membiayai hidupnya, sehingga mengharuskannya bekerja. Ironisnya pekerjaan memaksanya untuk menanggalkan hijabnya.
Di Indonesia pun budaya westernisasi telah sukses merusak moral generasi. Dan semakin kuat pengaruhnya dengan dikembangkannya teknologi yang canggih, yang semakin memudahkan memperoleh informasi terkait tren fashion, tutur kata dan pola sikap yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Melihat situasi seperti sungguh sangat memilukan, dimana para penerus kebangkitan dan sumber kekuatan bangsa sudah tidak lagi mengutamakan agama dan norma-norma kemanusiaan yang seharusnya diterapkan.
Program westernisasi dijalankan dengan cara yang halus dan penuh kepalsuan, tapi mampu membius seluruh umat Islam tanpa terkecuali. Sebagai agama yang haq, Islam menganjurkan kepada manusia agar memiliki taraf berfikir yang cemerlang dan mendalam di berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya. Dengan harapan dalam setiap pengambilan keputusan dan tindakan tidak melanggar nilai Islam.
Salah satu upaya untuk mengatasi westernisasi di kalangan umat Islam adalah mengembalikan pola kehidupan manusia menuju masyarakat yang Islami, membina umat dengan pendidikan berbasis akidah Islam. Kemudian membentuk pribadi yang Islami secara sempurna dan menjadikan Islam sebagai standar dalam berpikir dan bertingkah laku.
Pembinaan Islam secara merata tidak akan dapat terwujud tanpa ada intervensi dari pemerintah, olehnya peran pemerintah sangatlah berpengaruh besar dalam pencegahan arus westernisasi yang terus melebarkan sayapnya hingga ke desa-desa terpencil.
Nurul Fajriyah
Mahasiswi STIE Muhammadiyah Mamuju, Sulawesi Barat
[LS/Ah]