Syariat Islam Tak Sekadar Pemanis
Oleh: Rochma Ummu Arifah
Lensa Media News – Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Sudah terbukti bagaimana Islam mampu untuk memberikan kesejahteraan dan rahmatnya. Tak hanya bagi umat Islam sendiri, namun juga untuk seluruh alam. Hal ini terjadi saat Islam diterapkan dengan menyeluruh dan dengan cara yang tepat.
Memilih Syariat Islam
Presiden Joko Widodo ingin Indonesia menjadi pemain utama sektor ekonomi syariah dan industri halal dunia. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. “Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia,” kata Jokowi dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/10/2021). Nasional.compas.com, 22 Oktober 2021.
Sebenarnya, hal ini merupakan satu hal yang wajar mengingat Indonesia adalah negara dengan muslim terbesar di dunia. Sangat wajar ada wacana untuk condong dalam penerapan syariat Islam. Terlebih, syariat Islam memang menjadi solusi atas segala permasalahan yang ada. Hal ini pun sudah terbukti dan tak diragukan lagi.
Sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96 yang artinya berbunyi, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Sudah menjadi kewajiban bagi muslim untuk memilih menerapkan syariat agamanya dalam kehidupannya. Syariat ini sudah menjadi paket lengkap atas keislaman dirinya. Berislam berarti mau untuk menerapkan segala aturan dalam Islam itu sendiri.
Tak Hanya Pemanis
Namun tentunya, pemilihan syariat Islam ini tak sebagai pemanis saja atau diambil mana yang dikira memberikan banyak manfaat dan meninggalkan bagian yang dirasa tak banyak memberikan manfaat. Inilah pertimbangan manusia dengan segala kelemahan dan kekurangannya dalam berpikir.
Seharusnya, syariat Islam ini diambil secara menyeluruh. Diterapkan setiap syariatnya tanpa terkecuali. Tak ada upaya memilah syariat atau upaya yang justru mendiskreditkan atau meremehkan bahkan menganggap buruk syariat Islam ini. Karena memang sejatinya, syariat Islam ini berasal dari Sang Maha Sempurna, Allah azza wa jalla. Pada saat inilah, syariat Islam akan mampu untuk membuktikan diri sebagai rahmat bagi seluruh alam. InsyaAllah.
Jangan memilih sebagian syariat Islam yang dianggap mendatangkan keuntungan. Kemudian, meninggalkan sebagian syariat Islam yang lain yang dirasa kurang memberikan keuntungan. Sebenarnya ini sudah menjadi tabiat dari para pengusung sekulerisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Syariat Islam hanyalah dianggap sebagai pemanis belaka.
Syariat yang tak disukai akan diremehkan bahkan dihina serta mengusungnya akan diberikan stigma negatif. Diberikan stigma yang bertentangan dengan kesatuan bangsa. Dianggap lebih mengutamakan Islam dan syariatnya dibandingkan dengan kesatuan negeri ini.
Sudah seharusnya dalam mengambil syariat Islam harusnya secara menyeluruh. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Al Baqarah ayat 208 yang artinya berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Inilah seharusnya yang menjadi kriteria seorang muslim, yaitu mengambil Islam secara menyeluruh. Seluruh syariatnya dianggap sebagai suatu kewajiban untuk diambil dan dijalankan serta diterapkan. Tak memilih mana yang dianggap dapat diambil dan meninggalkan yang dirasa memang harus ditinggalkan.
Adalah satu paket lengkap antara seorang muslim dan syariat Islam. Tak ada lagi pilihan yang lainnya. Seorang muslim memang harus tunduk pada aturan Sang Penciptanya. Selain kewajiban, syariat ini juga akan mampu mendatangkan kebaikan bagi kehidupan kaum muslimin dan seluruh manusia pada umumnya. InsyaAllah.
[LM]