Penyerangan Tokoh Agama Berulang, Bukti Negara Abai
Oleh: Anggita Syah
(Pelajar & Aktivitis Dakwah Remaja)
Lensa Media News – Penyerangan terhadap ustaz atau pemuka muslim sudah beberapa kali terjadi di negeri ini. Satu kasus yang paling menghebohkan adalah ketika Syeikh Ali Jaber ditusuk pria tak dikenal, yang menyebabkan ulama terkenal itu harus dilarikan ke rumah sakit. Selain kasus tersebut, ada beberapa kasus lain, misalnya yang baru baru ini saja terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Penyerangan itu menyasar Ustaz Abu Syahid Chaniago yang sedang berceramah di Masjid Baitussyakur pada tanggal 20 September 2021 (okezone.com, 22/9/2021).
Selain penyerangan terhadap ustaz, terdapat juga beberapa kasus perusakan tempat ibadah seperti kasus perusakan mimbar yang terjadi di Makasar, Sulawesi Selatan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD membantah adanya praktik kriminalisasi terkait kasus penyerangan terhadap ustaz hingga pembakaran mimbar masjid. Mahfud menegaskan, istilah kriminalisasi dalam peristiwa tersebut tidaklah tepat. Istilah kriminalisasi baru bisa dibenarkan apabila ada ulama atau ustaz tidak melakukan kegiatan apa-apa kemudian dituduh melakukan kriminal atau tindak pidana (waspada.co.id, 27/9/2021).
Setelah kita lihat banyaknya kasus yang menyerang para pemuka muslim dan tempat ibadah, seharusnya membuat kita sadar bahwa negara saat ini telah gagal membangun penghormatan terhadap tokoh agama dan tempat ibadah. Tokoh agama yang seharusnya dilindungi dan dihormati malah menjadi korban penyerangan orang-orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tempat ibadah yang seharusnya dijaga karena merupakan tempat yang suci, justru dibakar dan dirusak.
Negara dan pemerintahan saat ini, sangat lemah dan lepas tangan dalam melindungi tokoh agama dan tempat ibadah dari aksi kriminal. Seharusnya pemerintah bukan hanya waspada dengan eksistensi kelompok komunis, namun juga menjaga keamanan dan kenyamanan umat beragama. Hal ini tidak mungkin terwujud di negara dengan sistem sekuler-kapitalis saat ini, dimana materi lebih diutamakan dan agama dipisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus mulai menyadari betapa rusak dan gagalnya sistem yang ada saat ini. Saatnya kita mengambil sistem yang benar, sistem yang memang datang dari sang pencipta alam semesta dan isinya. Bukan sistem buatan manusia. Sistem dan aturan tersebut ialah sistem Islam yang berada dibawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Eksistensi Daulah Islamiyah sudah terbukti sangat nyata dalam sejarah selama 13 abad lamanya. Para ulama serta tempat ibadah pada masa tersebut sangat dilindungi dan dihormati. Bahkan negara berperan penuh dalam menjamin keamanan umat beragama dan penyebaran dakwah Islam. Jadi, mari kita bersama sama berjuang untuk menegakkan kembali hukum Allah agar kasus- kasus seperti ini tidak terjadi lagi.
Wallahu’alam bishawwab.
[lnr/LM]