Islam Mencetak Generasi Unggul, Pengukir Peradaban

Oleh : Ika Nur Wahyuni

 

Lensa Media News – Kepala UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Subang, Jawa Barat Ucu Kuswandi menyatakan banyak calon pencari kerja (Pencaker) yang hanya mengenyam pendidikan SD dan SMP terkendala dalam mencari lowongan kerja. Ini disebabkan banyaknya perusahaan yang menerapkan standarisasi bagi pekerjanya dengan pendidikan minimal SMA sederajat.

Meskipun lulusan SD dan SMP memiliki skill dan keterampilan dari pelatihan yang diadakan di BLK akan tetapi lulusan ini sulit disalurkan untuk bekerja terutama di bidang industri. Apalagi di tengah pandemi yang masih mewabah. Ini menyebabkan tingkat pengangguran semakin tinggi di wilayah Jawa Barat. (Pasundan Ekspress.co, 20/8/2021)

Dalam pandangan kapitalisme, sistem pendidikan hanya menghasilkan sumber daya manusia yang berpikir profit oriented dan menjadi economic animal saja. Sumber daya manusia dibentuk dan dijadikan tidak lebih sebagai salah satu faktor dalam pengeluaran dan faktor dalam sistem ekonomi. Lulusan sekolah diciptakan untuk “dipasarkan” seolah-olah itulah tugas manusia.

Jangankan yang hanya lulusan SD dan SMP bahkan lulusan universitas pun tidak terlepas dari orientasi mencari kerja, hanya menjadi pegawai dan buruh. Ketidakpahaman terhadap sistem pendidikan dan karakteristik manusia inilah yang pada akhirnya membuat program pendidikan sebagai sarana trial dan error. Peserta didik bagaikan kelinci percobaan dalam kebijakan sistem pendidikan. Hilanglah bibit -bibit unggul generasi pembangun peradaban.

Maka sangat diperlukan sistem politik dan sistem ekonomi yang mampu menempatkan manusia sesuai dengan fitrahnya. Sistem politik dimana menjadikan Islam sebagai ideologi adalah satu-satunya jalan untuk memecahkan problematika yang ada di tengah kaum muslim dan sistem ekonomi Islam yang menjalankan roda kehidupan sesuai dengan ketentuan syariat.

Sistem politik yang berideologi Islam menentukan arah kebijakan terutama di bidang pendidikan. Karena pendidikan di dalam Islam adalah upaya sadar terstruktur, terprogram, dan sistematis dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kepribadian Islam dan menguasai pemikiran Islam, menguasai ilmu terapan (IPTEK) sekaligus memiliki ketrampilan yang tepat guna dan berdaya guna.

Pembentukan kepribadian Islam harus dilakukan pada semua jenjang pendidikan disesuaikan dengan porsinya melalui berbagai pendekatan. Negara wajib mengatur aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang diterapkan. Bukan hanya persoalan yang berkaitan dengan kurikulum, akreditasi sekolah/Perguruan Tinggi, metode pengajaran, dan bahan-bahan ajarnya.

Negara juga mengupayakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali. Pendidikan di dalam Islam adalah faktor yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan Islam sebagai rahmat untuk alam semesta (rahmatan lil alamin). Ilmu dipandang sebagai bagian dari keimanan. Menuntut ilmu adalah kewajiban dan mengamalkannya adalah amanah demi kemuliaan manusia di dunia dan di akhirat.

Dalam Islam menuntut ilmu adalah kebutuhan asasi dimana pemenuhannya merupakan tanggung jawab negara. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan prasarana terbaik dan berkualitas agar bisa mencapai kesempurnaan dalam menyangga peradaban. Bukan hanya sekadar mendapatkan ijazah kelulusan sebagai syarat melamar pekerjaan seperti di era kapitalis sekarang

Hal ini harus ditopang dengan sistem ekonomi Islam. Penyusunan APBN sesuai dengan syariat dimana sumber pemasukan kas negara dari harta berasal dari anfal, fai, khumus, atau dapat juga diambil dari harta milik umat. Sedangkan kepemilikan umum seperti barang tambang berupa minyak dan gas harus dieksplorasi oleh negara agar tidak terjadi penguasaan oleh swasta maupun pihak asing.

Kas negara yang dikelola oleh Baitul Mal digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan dasar rakyat, salah satunya di bidang pendidikan. Negara menjamin pendidikan gratis dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh rakyatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tahapan yang lebih tinggi. Kesejahteraan dan gaji para pendidik juga sangat diperhatikan.

Pendidikan yang diselenggarakan dengan berasaskan Islam mampu mencetak generasi unggul. Lahirlah para ilmuwan, pakar, ahli, bahkan pemimpin masa depan yang berkepribadian Islam yang mengamalkan ilmunya untuk kemajuan dan kegemilangan Islam. Islam sebagai rahmat tidak hanya dirasakan oleh umat muslim saja tapi menyebar ke seluruh penjuru dunia.

 

[ra/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis