Di Batas Penantian
Oleh: Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis dan pemerhati kebijakan publik)
Serbu – Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila datang kepada kalian siapa yang kalian ridai akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas” (HR. Al-Hakim–sanadnya sahih).
Sobat muda, siapa yang lagi galau menanti sang pangeran tiba? Saat menimba ilmu atau sedang bekerja, terlintas siapa kekasih yang Allah siapkan? Saat Allah menguji ada rasa yang tak biasa pada seseorang, benarkah doi cinta sejati?
Setiap insan di muka bumi pernah berpikir dan merasakan hal seperti ini. Lalu, gimana nih, sobat muda menyikapinya? Allah Swt. akan memberikan cobaan di titik terlemah hamba-Nya. Jika hamba tersebut bisa melewatinya, berarti lulus ujian dan naik derajat di sisi Allah.
Ketika Allah menguji hamba-Nya memiliki perasaan cinta terhadap lawan jenis, jika bisa menghadapinya dengan baik sesuai petunjuk Allah, maka hamba tersebut lulus ujian-Nya. Apa yang harus dilakukan ketika Allah menguji hamba-Nya dengan perasaan cinta terhadap lawan jenis, nah, sobat muda ada yang tahu?
Rasa Cinta dan Realisasi dalam Islam
Islam itu unik, selain sebagai agama juga way of life. Islam memiliki seperangkat aturan yang lengkap. Allah berikan potensi pada setiap manusia, di antaranya naluri. Naluri ini beragam, yaitu naluri beragama, melestarikan keturunan, dan mempertahankan diri.
Virus merah jambu (VMJ) atau fall in love refleksi dari naluri melestarikan keturunan, cara pemenuhannya dengan menikah. Sebagaimana sabda Baginda Saw.:
“Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya).
Jika seorang pria sudah siap lahir dan batin, maka segera menikah untuk memenuhi naluri melestarikan keturunan (rasa cinta) pada lawan jenis. Bagi wanita, jika datang pria salih mengajak menikah, istikharah-lah. Jika yakin yang melamar pria salih, maka tak ada alasan untuk menolak. Jangan lupa sobat muda, untuk mempersiapkan lahir dan batin, keimanan, mental, fisik, ilmu, dan sebagainya.
Namun, jika belum siap menikah dengan segala konsekuensinya maka yang Rasul anjurkan adalah berpuasa. Puasa salah satu cara agar manusia mampu menahan nafsu yang bergejolak dalam diri. Keren ya Islam itu!
Sobat muda tak perlu risau tentang jodoh, karena pasti Allah sudah mempersiapkan yang terbaik. Terbaik, bukan berarti semuanya baik dalam pandangan manusia. Wajah tampan, hidup mapan, salih, dari keluarga ningrat. Terbaik yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi satu sama lain. Allah akan pertemukan di saat yang tepat, selama kita yakin pada Allah.
Firman Allah Swt., “… Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula” (QS. An Nur: 26).
Pasrah dan Yakin pada Allah
Terkadang nih ya, sobat muda. Dalam diri manusia ada keinginan (bisikan hati) ingin pasangan yang sempurna dalam pandangan manusia. Padahal, keinginan itu khawatir menjadi penghalang segera bertemunya seseorang dengan jodohnya. Namun, ketika hati sudah pasrah pada ketentuan-Nya bagaimanapun yang Allah berikan. Bukan hal yang mustahil, Allah segerakan seseorang bertemu dengan pasangan halalnya di waktu yang tepat.
Sobat muda pasti tahu, bahwa Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Tidak mungkin Allah menelantarkan hamba-Nya, Allah punya cara untuk membahagiakan hamba-Nya walau kadang penuh derai air mata. Drama banget ya. Skenario-Nya selalu indah, jika manusia melihat dengan kaca mata iman. Terkadang menjadi sarana belajar sabar dan syukur.
Ingat ya, sobat muda. Pernikahan bukan coba-coba dan mainan tapi harus dipersiapkan dengan serius. Karena dalam Islam, menikah untuk melestarikan keturunan, mendidik anak dan tempat mencetak generasi terbaik. Butuh keimanan yang kokoh, ilmu yang mumpuni, kesabaran yang luas dan banyak bertanya pada yang sudah berpengalaman. Rumah tangga adalah tempat belajar seumur hidup.
Tapi jangan takut juga untuk mulai menikah walau di usia muda. Karena yang menjadi masalah bukan hanya di usia, tapi paham aturan Islam dalam berumah tangga. Lalu, menerapkan dalam kehidupan agar selama menjalani kehidupan berumah tangga selalu berada di jalan-Nya. Menikah, bukan berarti tidak boleh ada yang salah karena dari kesalahan itu sarana untuk terus belajar.
Nah, bagi sobat muda yang sedang menanti jodoh segera datang, persiapkan diri sebaik-baiknya. Fokus taat kepada Allah sambil meminta yang terbaik. Jika tanda-tanda jodoh salih atau shalihah sudah datang dan siap menikah, maka menikahlah karena Allah. Lalu, prosesnya jalani sesuai syariah Allah, agar terjaga kehormatan dan mendapat keberkahan.
Semoga bermanfaat ya. Wallahu a’lam bishshawab.
[ah/LM]