Unilever Dikecam, LGBT Melenggang
Oleh: Zhena Voin
Lensa Media News – Unilever menunjukkan dukungannya terhadap LGBT (lesbian, gay, biseks, transgender). Melalui akun instagram Unilever Global menyatakan bahwa mereka berkomitmen akan bersama rekan LGBT (Jumat, 19 Juni 2020).
Unilever menandatangani Declaration of Amsterdam untuk memastikan setiap orang memiliki askes secara inklusif ke tempat kerja. Mereka juga akan bertindak Open for Business sebagai bagian koalisi global inklusif. (Hops.Id, 26 Juni 2020).
Hal ini menuai banyak kecaman para netizen di dunia maya. Terutama umat Islam. Seruan boikot terhadap produk-produk Unilever bergulir. Meski produk tersebut kebutuhan sehari-hari tapi masih banyak alternatif produsen lain.
MUI juga menyerukan hal yang sama. Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung, menegaskan akan mengajak masyarakat untuk berhenti menggunakan produk Unilever dan beralih produk lain. (Republika.co.id, Ahad, 28 Juni 2020).
Kecaman dan seruan boikot ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan bahaya LGBT. Seruan ini patut mendapat apresiasi. Bagi produsen, boikot produk mungkin akan menurunkan pendapatan. Namun, apakah mampu menghentikan atau menurunkan gerakan LGBT?
Lahan Subur Kapitalisme
Unilever merupakan salah satu perusahaan di bawah perusahaan multinasional MNC. Liberalisme menjadi pijakan mereka. Dalam sistem kapitalisme saat ini, tentu akan tumbuh subur. Sistem yang berstandar asas manfaat. Memberi peluang besar pada para pengusaha atau pemodal besar untuk mengepakkan sayapnya.
Meski mengorbankan rakyat. Bagi mereka, keuntungan materi dan eksistensi adalah segalanya. Boikot produk mungkin akan menurunkan pendapatan Unilever. Namun, gerakan LGBT akan tetap masif karena diberi lahan subur untuk berkembang. Sistem kapitalisme, sekularisme dan liberalisme.
Berpendapat bahwa agama harus dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Agama hanya boleh dilaksanakan ranah pribadi yaitu ibadah ritual. Manfaat dan kebebasan merupakan hak individu. Maka LGBT pun mendapat tempat di sini. Bahkan didukung karena akan mengokohkan sistem kapitalis liberal.
Solusi Sistemik
Pertambahan pelaku LGBT membuktikan gerakan ini berkembang. padahal perilaku ini membahayakan kesehatan. Gerakan ini terus berkembang karena sistem yang mendukung. Maka harus ada upaya sistemik untuk menghentikannya. Selama tidak ada upaya tersebut, maka ia akan terus tumbuh.
Sistem Islam akan memberi solusi terbaik. Dalam Islam LGBT disebut Liwath (gay) dan Sihaq (lesbi). Allah SWT melaknat perilaku tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 81)
“Kepada Luth, Kami berikan hikmah dan ilmu dan Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang melakukan perbuatan keji. Sungguh, mereka orang-orang yang jahat lagi fasik.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 74).
Islam akan menindak tegas perilakunya. Sebab Islam menjaga akal, jiwa, harta, kehormatan, keturunan, dan keamanan. Ini hanya mampu terwujud ketika Islam diterapkan secara kaffah. Maka Islam sebagai rahmat akan dapat dirasakan oleh seluruh umat muslim dan non muslim. Bahkan bagi seluruh alam.
Wallahu A’lam Bishshowab
[LM]