Peradaban Islam Solusi Tuntas Penyebaran Covid-19

 

Oleh: Devi

(Mahasantri Ma’had Dzin Nurain Jakarta) 

 

LensaMediaNews – Jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 kembali mengalami peningkatan. Per-Selasa 31 Maret 2020, di Indonesia yang positif terinfeksi mencapai 1.528 kasus. Korban meninggal dunia bertambah menjadi 136 orang dan pasien sembuh 81 orang (Kompas.com, 1/4/2020) .

Kondisi Ini menunjukkan keadaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja dan tidak aman, karena penderita Covid-19 ODP, PDP maupun meninggal dunia terus bertambah.

Memang, sejak merebaknya penyebaran Covid-19 ini berbagai instansi pendidikan melalui arahan pemerintah pusat meliburkan sekolah-sekolah dari jenjang yang paling rendah hingga ke perguruan tinggi, pemerintah pun berulang kali mengampanyekan social distancing serta mengimbau masyarakat agar beraktivitas, belajar dan bekerja dari rumah. 

Berbagai kalangan yang menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak pemerintah untuk melakukan lockdown, seperti IDI, petinggi-petinggi kampus, bahkan datang dari berbagai gerakan dakwah. Namun sampai hari ini hasilnya masih nihil.

Sekjen MUI, Anwar Abbas pun menyarankan pemerintahan Jokowi untuk segera melakukan lockdown atau karantina kewilayahan total di seluruh penjuru negeri sebagai upaya menghentikan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

Anwar juga menyarankan pemerintah melakukan realokasi seluruh atau sebagian anggaran infrastruktur untuk digunakan menangani virus Corona. MUI juga meminta pemerintah untuk menunda rencana anggaran pemindahan ibu kota dan digunakan untuk membantu ekonomi masyarakat serta memulihkan perekonomian nasional.

Berbagai saran yang dan kritik yang terlontar dari berbagai aspirasi rakyat tampak hasilnya nihil. Padahal, akibat dari virus Covid 19 ini mampu melemahkan segala sisi kehidupan, baik dari pemerintahan itu sendiri, ekonomi, pendidikan dan tentunya dunia medis yang paling rentan terhadap Covid-19 ini.

Para dokter dan perawat yang berada di garda terdepan untuk membantu pasien-pasien yang terkena virus ini rela bertarung nyawa, mereka  dedikasikan untuk melayani umat. Bahkan beberapa syahid di medan perang melawan virus yang mematikan ini.

Ketika jumlah korban yang setiap hari semakin bertambah, membuat para dokter kewalahan dalam menangani pasien. Ini dikarenakan keterbatasan mereka sebagai manusia serta kurangnya alat-alat medis. Terpaksa mereka menggunakan kantong sampah sebagai alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien Covid-19.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih, kepada CNN Indonesia TV, Sabtu 38 Maret 2020 mengatakan bahwa hal ini terjadi lantaran ketersediaan APD tidak dapat mengimbangi lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 yang terus meningkat. 

” Kawan-kawan di lapangan sekarang banyak melakukan modifikasi-modifikasi dari bahan-bahan yang menurut kawan-kawan masih bisa dipakai, seperti kantong plastik sampah dimodifikasi menjadi alat pelindung diri.”

Selain kantong sampah, para tenaga medis juga mengakali pelindung diri menggunakan jas hujan dan baju bekas di kamar operasi. Sebab APD hanya bisa dipakai sekali, dan harus langsung dihancurkan setelahnya, guna mencegah penularan.

Dalam kesempatan itu, Faqih juga menjelaskan terkait surat terbaru PB IDI. Dia menyebut pihaknya tak berniat mengancam melakukan pemogokan jika pemerintah tak mampu menyediakan APD yang cukup. IDI hanya mengimbau tenaga medis mematuhi prosedur operasional standar penanganan corona. Salah satunya menggunakan APD yang lengkap.

Melihat fakta ini, seharusnya pemerintah adalah pihak pertama yang mengambil kebijakan dalam penanganan wabah Covid-19 ini, bukan malah beretorika soal prioritas keselamatan rakyat. Dalam hal ini pemerintah kurang serius dan cenderung menyederhanakan masalah. 

Pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, memberi fasilitas tenaga medis dengan kelengkapan alat-alat pelindung mereka. Agar mereka bisa memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya.

Dengan siapa lagi rakyat akan mengadukan keluhan ketika menghadapi wabah ini? Kepada siapa lagi para tenaga medis meminta bantuan penyediaan kelengkapan alat-alat medis jika pemerintahnya sendiri mengabaikan mereka dan menggangap remeh kasus ini.

Dengan kondisi yang carut marut ini jelaslah diperlukan peradaban Islam yang begitu perhatian terhadap masalah pelayanan kesehatan terkhusus dalam penanganan Covid-19. Sejarah telah membuktikan bahwa pelayanan kesehatan dalam  Islam begitu monumental dikarenakan ada kepedulian tinggi dan sinergi yang baik antara negara, dokter, tim pelayanan kesehatan dan masyarakat.

Kerjasama di berbagai pihak masyarakat serta peran negara terbukti mampu menyejahterakan semua manusia. Kemajuan peradaban Islam tentu saja bisa dijadikan pemantik kesadaran bagi umat Islam dewasa ini untuk kembali ke sana. Dengan contoh yang sedemikian membanggakan di masa lalu, sudah seyogianya umat Islam membangkitkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.

Semua itu tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan masyarakat, tim pelayanan kesehatan dan negara. Dialah kepemimpinan Islam yang menjalankan seluruh aturan Islam dalam naungan daulah Khilafah ‘ala minhajinnubuwah. Maka, jelas sekali peradaban Islam solusi tuntas dari penyebaran Covid-19 ini.

 

[ln/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis