Peran Keluarga dan Negara dalam Menjaga Kesehatan Masyarakat
Oleh : Umi Rizkyi
LensaMediaNews – Keamanan, pendidikkan dan kesehatan adalah hak dasar bagi seluruh masyarakat, begitulah Islam menetapkannya. Bahkan Rasullah Saw mengumpamakan terpenuhinya semua itu seperti memperoleh dunia secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa, betapa pentingnya kebutuhan-kebutuhan tersebut bagi setiap individu. Rasullah Saw bersabda, ” Siapa saja di antara kalian yang bangun pagi dalam keadaan diri dan keluarganya aman, fisiknya sehat dan mempunyai makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia mendapatkan dunia.” (HR. At-Thirmidzi)
Maka dari itu, di dalam Islam, negara wajib memenuhi kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan dan papan bagi setiap individu. Negarapun berkewajiban untuk menyediakan layanan keamanan, pendidikan dan kesehatan untuk seluruh rakyat. Hal ini merupakan hal pokok yang harus ditunaikan negara (penguasa) terhadap rakyatnya. Karena mereka nanti akan dimintai pertanggungjawabannya atas kewajiban ini di akhirat.
Akan tetapi, penjagaan kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab negara saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab individu atau keluarga, karena keluarga pun memiliki peran dalam menjamin kesehatan keluarga dan masyarakat. Di dalam Islam telah di atur, diantaranya:
Pertama. Hendaknya setiap individu harus mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyiban. Baik zat yang ada di dalam makanan atau cara perolehannya. Diatur dalam QS. Al Maidah ayat 88.
Makanan menunjukkan sehat atau tidaknya seseorang. Makanan yang halal dan baik, akan meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari berbagai macam penyakit. Sebaliknya, makanan dan minuman yang haram dan buruk akan menjadikan hati manusia keras dan buta, akan lebih cenderung berbuat maksiat dan susah menerima ilmu yang bermanfaat dan doanya tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Keluarga yang senantiasa menjaga makanan yang halal dan baik akan melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Kedua. Nafkah yang halal. Nafkah yang halal, yang diperoleh seorang ayah kepada anggota keluargannya (anak dan istri) akan memberikan suasana dan pengaruh baik bagi seluruh anggota keluarga. Juga adanya dukungan seorang istri sebagai manager keuangan yang diberikan oleh suami kepadanya. Akan membelanjakannya sebaik-baiknya, yang pasti membeli barang-barang yang halal dan thoyib (makanan).
Di sinilah Islam mengatur bahwa tugas suami bertanggung jawab atas nafkah yang halal untuk anak dan istrinya. Termasuk dana kesehatan. Ayah bertanggung jawab menjaga diri dan keluarganya dari siksa api neraka (QS. At Tharim ayat 6). Jika setiap keluarga senantiasa menjaga keluarganya dari rezeki yang halal maka akan menumbuhkan rasa tentram dan keberkahan dalam keluarga dan masyarakat akan diraih.
Ketiga. Pengelolaan lingkungan. Pengelolaan yang tepat akan menciptakan lingkungan yang sehat. Baik pemanfaatan lingkungan berupa tanah, air dan udara haruslah seimbang agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan sehat akan membawa kebaikkan bagi kesehatan masyarakat.
Keempat. Hendaknya setiap individu muslim membiasakan diri untuk ber-amar ma’ruf nahi mungkar. Yaitu mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Hal ini merupakan senjata paling ampuh. Maka dari itu, Islam juga mengaturnya. Termasuk masalah kesehatan, mulai dari hal yang terkecil yaitu membuang sampah pada tempatnya. Jika individu atau keluarga meremehkannya, maka akan muncul berbagai macam penyakit. Begitulah, betapa pentingnya peran individu dan keluarga dalam kesehatan.
Kewajiban Negara Menjamin Kesehatan
Islam mengatur, bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang harus diberikan secara gratis terhadap rakyatnya, baik laki-laki/perempuan, kaya/miskin, muslim/non-muslim. Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas publik yang dibutuhkan oleh rakyat. Hal ini dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dari Abdullah bin Umar yang menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab khalifah untuk mengatur segala urusan rakyatnya.
Konsep jaminan kesehatan khilafah lahir dari Alquran dan As Sunnah, ada 4 prinsip dalam khilafah mengenai kesehatan, yaitu:
Pertama. Pelayanan kesehatan termasuk dalam pelayanan publik. Tidak memandang kaya miskin, rakyat/penguasa, muslim/non-muslim. Semua di tanggung oleh negara. Pemerintah/negara telah diperintah oleh Allah SWT sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini dicontohkan Rasullah Saw ketika mendapatkan hadiah seorang dokter. Dokter tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Telah jelas bahwa, kesehatan ditetapkan Allah SWT secara totalitas, baik jasa dokter, obat-obatan, fasilitas, sarana dan prasarananya yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.
Kedua. Negara bertanggung jawab penuh. Di pundak negaralah pelayanan kesehatan setiap individu berada. Negara harus menjamin kesehatan setiap individu, pembiayaan kesehatan, penyediaan dan penyelenggaraan kesehatan, penyediaan dan penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan, obat-obatan, penyediaan peralatan kesehatan, sarana dan prasarana penunjang terselenggarannya pelayanan kesehatan, seperti listrik, transportasi, air bersih dan tata kelola secara keseluruhan.
Ketiga. Pembiayaan berkelanjutan sesungguhnya. Karena dalam Islam (Khilafah) kesehatan merupakan pos pengeluaran pada Baitul Mal (kas Negara). Pembiayaan dan pengeluaran tersebut digunakan bagi jaminan pelayanan Kesehatan secara gratis dan berkualitas terbaik bagi individu masyarakatnya.
Keempat. Negara merupakan kendali mutu yang sesungguhnya. Khilafah berpedoman pada 3 strategi utama, yaitu administrasi yang simple, segera dalam pelaksanaan dan dilaksakan oleh orang yang kapabel. Dengan ke tiga strategi itu maka pelayanan kesehatan khilafah harus berkualitas, SDM berkompeten, semua jenis pelayanan kesehatan terpenuhi dan lokasi mudah dicapai.
Begitulah Islam mengatur, begitu indah, nyaman, aman tentram dan sejahtera akan diraihnya. Sedemikian rincinya Islam mengatur. Bagaimana keluarga dan negara memiliki peran sangat penting dalam menjamin kesehatan masyarakat. Jika itu diterapkan. Berbeda dengan saat ini, kesehatan sangatlah mahal. Pelayanan kesehatan pun pilih kasih. Siapa yang punya uang maka dia yang diutamakan dan diberi fasilitas terbaik.
Maka dari itu, marilah kita berjuang melepaskan diri dari jeratan sistem kapitalis yang sudah jelas rusak dan merusak ini. Kini saatnya kita berjuang untuk menggantikannya dengan sistem Islam, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan diperintahkan oleh Allah SWT yang akan membawa rahmat dan keberkahan kepada seluruh alam.
Wallahua’lam bi sowab.
[hw/LM]