Dokter dan Tenaga Kesehatan Butuh Dukungan Pemerintah
Wabah Corona kian merajalela, di Indonesia pun korban selalu bertambah. Para tenaga kesehatan dan para dokter otomatis menjadi garda paling depan menangani kasus ini.
Tak sedikit yang akhirnya, para tenaga kesehatan dan dokter terinfeksi juga virus tersebut. Bahkan sudah diberitakan terdapat 8 dokter yang meninggal karena positif mengidap Corona.
Para tenaga kesehatan dan dokter sudah all out menangani wabah ini, tapi sayangnya menurut informasi yang beredar mereka masih menggunakan fasilitas medis yang terbatas bahkan APD (Alat Pelindung Diri) yang ada dan jumlahnya minim sampai hanya menggunakan jas hujan dari plastik yang tentu masih jauh dari standar.
Tak hanya itu, kondisi bertambah miris lagi, mendapati para tenaga kesehatan dan dokter yang justru mendapat stigma negatif dari masyarakat bahkan sampai ada kondisi mereka diusir dari kos. (Republika,23/03/2020). Padahal mereka sudah bertaruh nyawa menghadapi wabah ini.
Sebenarnya wajar, masyarakat waspada pada kalangan yang sudah berinteraksi langsung dengan pasien corona. Kondisi miris yang dialami para tenaga kesehatan dan dokter tersebut seakan menunjukkan tidak adanya perhatian khusus dari pemerintah selaku pihak yang paling bertanggungjawab untuk mengayomi rakyat.
Dalam Islam penyediaan fasilitas kesehatan merupakan ranahnya pemerintah. Sebab pemerintah adalah wakil rakyat dalam mengatur keperluan rakyat. Sehingga sudah semestinya pemerintah memberikan dukungan kepada para nakes dan dokter berupa suplai fasilitas alat medis yang memadai dan bahkan tempat tinggal khusus jika memang diperlukan.
Tak hanya itu, wahai pemerintah segeralah turun tangan, mengambil alih peran garda depan untuk menghadapi wabah Corona ini. Masyarakat luas sangat butuh peran pemimpin untuk melewati wabah ini tanpa perhitungan.
Deny Setyoko Wati, Yogyakarta
[ry/LM]