Memperjuangkan Khilafah Bukti Ulama Tegas dan Berani
Oleh: Eliza Mumtaza
LensaMediaNews- Viral. Ijtima Ulama IV menghasilkan empat poin pertimbangan dan delapan poin rekomendasi. Salah satunya meminta umat Islam untuk sama-sama mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bersyariah. Pada poin pertimbangan, Ijtima Ulama IV menyebut seluruh ulama menyepakati penegakan khilafah adalah kewajiban agama Islam.
“Bahwa sesungguhnya semua ulama ahlussunah waljamaah telah sepakat penerapan syariah dan penegakan khilafah serta amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban agama Islam,” kata Penanggung Jawab Ijtimak Ulama IV Yusuf Muhammad Martak di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Senin (5/8).CNN Indonesia.
Apa yang telah diupayakan oleh ulama sebagai pewaris Nabi, dalam upaya menuju arah penerapan syariah Islam secara Kaaffah patut kita syukuri dan wajib mendukungnya. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, tetapi mereka mewarisi ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, ia mengambil bagian yang banyak” (H.R. Abu Dawud).
Di tengah berbagai upaya penolakan ajaran Islam Syariah dan Khilafah. Dan mendakwahkannya dituduh radikal bahkan diancam, namun Ijtima Ulama IV menyerukannya dengan lantang dan telah memompa spirit kepada kaum Muslim. Memang begitulah seharusnya. Merupakan bukti tegas dan berani melawan arus kepentingan global dan rezim tanpa takut pada kekuatan apapun kecuali Allah Azza wa jalla.
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (TQS Al-Fatir 28).
Menegakkan khilafah adalah perjuangan penuh keagungan dan keberkahan. Pasalnya direstui dan dinaungi oleh janji Allah SWT. Keberhasilannya menjadi sebab hukum-hukum Islam dilaksanakan secara syamil, kamil dan mutakalamil. Ulama mempunyai andil besar, apakah negeri tercinta ini menuju bibir jurang, lalu terperosok ke lubang kehancuran, ataukah sebaliknya. Meraih kebangkitan dan keberhasilan. Membangkitkan cahaya kesempurnaan (syariat)-Nya.
Dikala gelap ketika sebagian ulama mengusung demokrasi liberalisme yang dijajakan oleh penjajah modern. Ijtima Ulama merupakan filter dan kacamata. Mana yang membela Islam dan mana yang membela demokrasi anti Islam. Mereka berjuang melakukan pencegahan bangkit kembalinya komunis sesuai TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1996, UU Nomor 77 Tahun 1999 junto KUHP Pasal 107a, 107b, 107c, 107d, dan 107e yaitu mencegah bangkitnya ideologi marxisme, leninisme, komunisme, maoisme, dalam bentuk apapun dan bagaimanapun.
Sungguh, walau sebesar apapun sebuah kejahatan, tapi kebenaran akan selalu menang. Dan selamanya Allah SWT akan berpihak kepada yang benar. Allah azza wa jalla juga memuji hamba-Nya yang senantiasa bersama-sama dalam fii sabilillah. Sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(TQS As-Saf: 4).
Maka sekuat apapun makar dan narasi penjajah dan penguasa anti Islam dalam memonsterisasi khilafah, Allah lebih berkuasa atas segala sesuatu. Dan pada akhirnya hanya Islamlah yang menjadi tumpuan harapan umat. Akhirnya menjadi topik pembicaraan sehari-hari. Dan terwujudlah suatu kemenangan Islam. Saat itulah orang-orang beriman akan bergembira karena telah datang pertolongan Allah SWT.
Kita memohon kepada Allah, agar kiranya mempertegas langkah. Memberikan ketentraman, mengokohkan segala usaha dengan pertolongan malaikat-malaikat-Nya. Dan orang-orang Mukmin yang ikhlas untuk menegakkan khilafah. Semoga kita termasuk bagian orang-orang yang melalui tangan mewujudkan bisyaroh dengan ijin-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas yang dikehendaki.
Wallahu’alam bissawab
[LS/Hw]