Pemerintahan Baru, Dapatkah Ekonomi Membaik?

Oleh Siska Juliana

 

 

Lensamedianews.com__ Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memulai pekerjaan negara bersama para menterinya. Salah satu fokusnya adalah memperbaiki keadaan ekonomi saat ini.

 

Menanggapi hal tersebut, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai pesimis perekonomian Indonesia bisa lebih baik dari saat ini. Sebab melihat mayoritas jajaran menteri merupakan wajah lama.

 

Dilihat dari pemerintahan sebelumnya, tidak ada gebrakan baru dari para pejabat tersebut. Presiden Prabowo berharap di masa kepemimpinannya, perekonomian yang ada di level 5 selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, mampu mencapai level 8. (cnnindonesia.com, 17-10-2024)

 

Jika diamati, Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak terlalu berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi. Sebagai bendahara negara, lebih banyak mengelola uang atau bagian dari fiskal.

 

Begitu banyak kendala yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya adalah regulasi, korupsi, faktor struktural, oligarki, sumber daya manusia, dan sumber-sumber pertumbuhan yang tidak bisa berkembang akibat dikuasai oleh segelintir orang.

 

Maka seharusnya kementerian lain ikut berperan untuk menumbuhkan perekonomian. Jika tidak, impian mencapai pertumbuhan 8 persen hanya isapan jempol belaka.

 

Rapuhnya Sistem Ekonomi Kapitalisme

Mampukah tim ekonomi membawa perubahan yang lebih baik? Cukupkah hanya dengan perubahan individunya saja?

 

Ideologi kapitalisme yang saat ini menguasai seluruh dunia, seperti menampakkan kemajuan di bidang ekonomi. Akan tetapi, pada faktanya kapitalisme memiliki banyak kelemahan. Di antaranya yaitu:

Pertama, menyebabkan ketimpangan ekonomi. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang tidak merata, akibatnya terjadi masalah ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Pemilik modal lebih cepat bertambah kekayaannya dibandingkan dengan masyarakat biasa. Dalam perbankan, akses modal bagi orang kaya lebih mudah daripada orang miskin.

 

Kedua, rentan krisisnya sistem keuangan global. Sumber krisis ini mayoritas berasal dari sektor finansial maupun sektor riil yang mengalami investasi berlebihan.

 

Ketiga, Amerika yang mengontrol standar moneter global. Diawali oleh Perjanjian Bretton Woods, seluruh mata uang di dunia dikaitkan dengan cadangan dolar AS yang saat itu dijamin oleh emas. Ketika perjanjian itu berakhir, peran dolar AS semakin menguat.

 

Dengan kekuatannya, AS mampu memengaruhi pemerintah negara lain untuk menggunakan dolar. Misalnya saja memaksa negara Timur Tengah untuk pembayaran komoditas minyak hanya dengan dolar.

 

Keempat, perdagangan global yang memiliki aturan diskriminatif. WTO (World Trade Organization) memiliki aturan perdagangan global yang melindungi kepentingan perusahaan di negara-negara maju seperti AS dan Uni Eropa.

 

Kelima, adanya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Korporasi dalam kapitalisme sering kali melakukan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Terjadi kerusakan lingkungan akibat deforestasi, polusi, perubahan iklim menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan kekeringan. Hal tersebut menunjukkan keserakahan negara dan korporasi.

 

Keenam, tujuan materi dalam kapitalisme. Meraih keuntungan sebanyak-banyaknya merupakan tujuan hidup dalam kapitalisme. Maka tak mengherankan jika negara dan korporasi melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Meskipun membawa dampak negatif bagi masyarakat, hal itu tak jadi masalah.

 

Sistem Islam Solusi Kehidupan

Kerusakan yang diakibatkan oleh kapitalisme amat parah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaikinya. Namun, tetap tidak ada perubahan yang berarti karena kapitalisme telah cacat dari awalnya. Fondasi yang meniadakan aturan agama dari kehidupan menjadi kelemahan terbesarnya.

 

Oleh karena itu, mengoreksi kapitalisme secara terus menerus tidak akan berhasil. Solusi hakiki adalah mengganti kapitalisme dengan sistem yang sahih, yaitu Islam. Sistem Islam (Khilafah) memiliki kebijakan yang sempurna untuk mewujudkan kemuliaan Islam dan umatnya. Dari segi ekonomi, Khilafah memiliki banyak keunggulan yang tidak ada dalam kapitalisme.

 

Sistem Islam berlandaskan akidah Islam, sehingga tidak dikendalikan oleh pemilik modal. Sistem ekonomi Islam diatur sesuai dengan perintah Allah. Alhasil, seluruh kegiatan ekonomi masyarakat terikat dengan hukum syarak.

 

Ada tiga prinsip dasar yang berkaitan dengan ekonomi dalam hukum Islam yaitu kepemilikan, pengelolaan kepemilikan, serta distribusi kepemilikan. Ketiga hal itu diatur baik secara garis besar maupun terperinci.

 

Alhasil, setiap persoalan ekonomi yang baru akan terselesaikan dengan metode ijtihad. Tidak akan ada aturan yang dibuat atas dasar kepentingan seperti dalam kapitalisme. Seluruh aturan diperuntukkan bagi kemaslahatan umat.

 

Sumber daya manusia didorong untuk memiliki kepribadian Islam melalui pendidikan yang berlandaskan akidah Islam. Alhasil tercipta individu yang unggul, baik dalam segi ilmu dunia maupun akhirat.

 

Sumber daya alam yang merupakan kepemilikan umum dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyat. Tidak ada ruang bagi swasta atau asing untuk memonopoli kekayaan negara.

 

Hasil dari pengelolaan sumber daya alam digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Mulai dari sandang, pangan, papan, perumahan, serta pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan.

 

Khatimah

Seluruh aturan Islam yang diterapkan secara kafah dalam suatu negara mampu memberikan keberkahan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Sistem ekonomi Islam tidak akan menguntungkan segelintir orang dan menzalimi umat.

 

Dengan demikian, merupakan sebuah keharusan untuk mengganti kapitalisme dengan Islam.

Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-Imran: 85)

Wallahu’alam bishshawab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis