Tentaraku Sayang, Jadilah Pejuang
Oleh: Nunik Umma Fayha
LENSA MEDIA NEWS–Tahun ini peringatan hari ABRI, 5 Oktober diperingati sebagai hari ABRI, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), bertepatan menjelang setahun agresi Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih 41 ribu warga ,yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Israel tidak berhenti hanya di Gaza bahkan meluaskan area peperangan ke Tepi Barat bahkan Lebanon.
Di Lebanon lebih 500 orang kehilangan nyawa (inh.or.od, 24-09-2024), padahal di negeri itu ada 10 ribu pasukan penjaga perdamaian dari PBB yang berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia (republika.co.id, 24-09-2024). Israel tidak takut siapa pun. Tidak satu negara pun mampu menghentikan Israel selama Amerika dan sekutunya terus berdiri mendukungnya.
Tentara Muslim dan Jihad
Palestina tidak akan mendapat penyelesaian yang adil selama solusinya tidak bersandar pada Islam. Nation State hanya semacam obat flu bagi Palestina yang kena kanker, digerogori Israel yang rakus. Hanya Jihad dan Khilafah solusi terbaik.
Tentara muslim sebagai bagian dari kaum muslim yang punya kemampuan sebagai jaisy atau tentara memiliki kewajiban pertama untuk berjihad bila negara menyerunya. Rasulullah menyiapkan umat dengan pelatihan kemiliteran untuk mempersiapkan jihad guna menyebarkan dakwah Islam.
Salah satu sebab diseru jihad adalah:“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya merekaunss telah vtelah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (TQS. Al-Hajj: 39).
Juga pada ayat berikut:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (TQS. Al-Baqarah: 190).
Bagi tentara muslim janganlah lupakan Khalid bin Walid, panglima tangguh yang membuka futuhat Syam bersama Abu Ubaidah, Shalahuddin Al Ayyubi sang pembebas Palestina, Thariq bin Ziyad sampai Mehmet II atau Al Fatih, Sang Pembebas.
Wahai prajurit muslim, ingatlah Palestina telah dijajah 76 tahun lamanya dan selama itu dunia hanya memberi solusi yang tidak menyelesaikan masalah. Dunia takut melawan Israel dan negara pendukungnya. Takut sanksi ekonomi, sanksi keamanan dan sanksi sebagai proxy yang mendapat restu berkuasa.
Hanya khilafah yang tidak mempunyai kepentingan lain selain membebaskan negeri Palestina khususnya dan negeri-negeri muslim lain yang masih dijajah. Palestina butuh tentara yang membantu mengusir penjajah bukan tentara penjaga perdamaian yang tidak dihargai Israel sebagaimana pasukan PBB di Lebanon saat ini.
Tentara Pejuang
Tentara Nasional Indonesia berasal dari peleburan laskar, milisi rakyat dengan tentara hasil bentukan Belanda (KNIL) dan Jepang (PETA). Jadi asalnya dari rakyat dan visi misinya menjaga negeri dan kedaulatannya. Sebelum kemerdekaan ada Diponegoro, Pattimura, Imam Bonjol, Sisingamangaraja, Hasanuddin yang berjuang untuk kemerdekaan bersama pasukan gagahnya.
Keumala Hayati, panglima perempuan Aceh yang membunuh panglima Belanda dalam duel maut di pertempuran laut. Mereka sedikit dari banyak contoh kekuatan yang berjuang membebaskan diri dari penjajahan. Riwayat tentara adalah pejuang, jadi banggalah ketika mendapat kesempatan berjuang.
Tentara adalah penjaga kedaulatan negara bukan centeng oligarki. Tentara yang punya iman teruslah menambah kemampuan keprajuritan dan menjaga semangat jihad menunggu panggilan mulia membebaskan negeri-negeri muslim yang terjajah, memerdekakan kaum muslim yang teraniaya.
Jadilah pejuang sebagaimana prajurit di perang Mu’tah. Bermimpilah menjadi pasukan terbaik pembebas Palestina, menjadi pembebas Roma. Berjuanglah menyiapkan diri menjadi yang terbaik yang menjadi bagian dari bisyarah Rasulullah Saw. Wallahu musta’an. [LM/ry].