Mengikuti Rasulullah saw. dalam Menjalankan Aktivitas Partai Politik
Oleh Hj. Lia Fakhriyah, S.P
LenSa MediaNews__ Mengikuti Rasulullaah ﷺ dalam menjalankan aktivitas partai politik
Allah ﷻ berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebajikan (Islam) dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung (TQS Ali Imran [3]: 104)
Saat Allah ﷻ menurunkan ayat di atas, ini adalah petunjuk bagi manusia untuk mendirikan partai politik. Maksud kata ummah dalam ayat di atas adalah kelompok/jamaah/partai di tengah-tengah kaum Muslim. Boleh lebih dari satu, namun ada kriteria yang Allah berikan yaitu:
1. Menyeru atau mengajak kepada Islam
2. Mengajak kepada kebaikan
3. Mencegah kemungkaran.
Kemudian, jika kita lihat sejarah perjuangan Rasulullaah ﷺ, beliau bersama para shahabat berjuang bersama secara berjama’ah. Bisa kita lihat aktivitas pengorganisasian Rasulullaah dalam menjalankan da’wah di Mekah. Beliau ﷺ mengatur tempat pengajian umum di rumah Arkam bin Abil Arkam. Orang yang sudah lebih dahulu masuk Islam, diminta mengajarkan Al-Qur’an kepada yang baru masuk Islam. Orang-orang lemah, yang tidak memiliki pelindung, diminta hijrah ke Habasyah. Ini adalah beberapa contoh pengorganisasian yang dilakukan Rasulullaah ﷺ.
Organisasi yang dibentuk Rasulullaah ﷺ, adalah partai politik. Ini terlihat dari aktivitas beliau ﷺ dalam mencari kabilah yang mau mengangkat beliau ﷺ sebagai pemimpin. Atau aktivitas beliau ﷺ, dalam mencari kekuasaan. Dengan kekuasaan yang ada di tangan Rasulullaah ﷺ, Al-Qur’an bisa dijadikan sebagai pedoman dalam mengatur kehidupan masyarakat.
Dengan demikian kaum muslimin saat menjalankan aktivitas berpolitik, perlu melihat Al-Qur’an dan shirah Rasulullaah ﷺ. Agar saat berpolitik bisa mengamalkan aktivitas yang dicontohkan para nabi. Aktivitas politik para nabi adalah mengurusi, mengatur urusan umat dengan aturan Sang Pencipta yaitu Allah ﷻ. Ini bisa dipahami dari Hadits Riwayat Muslim:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ
“Bani Isra’il, kehidupan mereka selalu didampingi/diurus oleh para Nabi.”
Para nabi bertugas untuk mengurusi urusan umatnya. Sehingga jika kita mencontoh aktivitas politik Rasulullaah ﷺ, kita layak untuk mendapat janji Allah seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat al A’raf: 96,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Kehidupan politik yang sekarang terasa sangat kotor, bahkan mengatakan bahwa politik itu kotor. Hal ini adalah karena, aktivitas politik yang dilakukan tidak mengambil pedoman dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan juga tidak mengetahui jika aktifitas para nabi adalah aktivitas politik