Mengakhiri Derita Palestina

Oleh: Anastasia S.Pd

 

LenSaMediaNews.com__Kita tidak mampu lagi menggambarkan keadaan Gaza. Hanya bermodalkan iman dan keyakinan kepada Allah Swt., penduduk Gaza mampu bertahan hingga detik ini. Sangat disayangkan di tengah hiruk pikuk hancurnya Gaza, pemimpin umat Islam diam, tidak mampu berbuat banyak. Padahal sejatinya mereka adalah saudara seiman. Apalagi Palestina adalah negeri para nabi, tanah yang diberkati Allah. Palestina adalah tempat yang bersejarah, titik perjalanan malam Rasulallah Saw., saat peristiwa Israa mi’raj. 

 

Dengan keutamaan demikian, seharusnya perhatian umat Islam tertuju pada kebebasan Palestina. Karena sudah jelas, selepas Islam hilang dari tangan kekuasaan, kondisi umat Islam dijajah. Tak terkecuali Palestina, yang mengalami penjajah terpanjang dan yang paling menguras penderitaan.

 

Kita pun tahu, penduduk Gaza mengalami penjajah yang sangat kejam dari entitas yahudi, bangsa sombong dan sesungguhnya membenci Islam. Tujuan dari penjajahan entitas yahudi yang terafiliasi dengan gerakan zionisme adalah melenyapkan umat Islam dari peta dunia. Hampir 100 persen infrastruktur Pelestina telah lenyap, menjadi kuburan massal para syuhada.

 

Sekarang penjajah pun sudah semakin meluaskan target dan operasi yaitu di wilayah Tepi Barat utara, yang merupakan operasi militer terbesar dalam dua dekade terakhir. Ketegangan meningkat tinggi, akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. (Tempo.com, 29-08-2024).

 

Perang yang sudah lama berkecamuk, pembantaian yang nyata di depan mata, tak mampu memberikan ruang gerak apa pun kepada pemimpin umat Islam. Justru kita melihat, sebagian negara Timur Tengah masih menjadikan Amerika sebagai sekutunya.

 

Diamnya mereka adalah dosa besar di sisi Allah. Pengkhianatan yang tak bisa dimaafkan lagi. Bagaimana perasaan orang-orang di Gaza-Palestina, melihat saudaranya sendiri melepaskan kewajiban mengemban jihad untuk membebaskan tanah Palestina. Padahal tanah Pelestina memilik akar sejarah yang dekat dengan Islam. Apakah mereka tidak merasa harus memperjuangkannya. Sungguh ironi, dengan jumlah umat Islam yang besar, namun merasa kecil di hadapan zionis dan Amerika

 

Mencari Akar Penjajahan di Palestina

 

Sudah sekian lama Pelestina dijajah. Masa ke masa kita melihat berapa banyak lagi raga yang dikorbankan. Apakah darah kaum muslimin itu murah? Sungguh sangat kejam melihat dunia, atau pun PBB yang diklaim sebagai organisasi perhimpunan dunia, sebagai wadah menyelesaikan permasalah dunia, namun tidak untuk umat Islam, khususnya Pelestina.

 

Sejatinya akar masalah penjajahan di Pelestina adalah hilangnya Islam dari kekuasaan dunia. Saat Islam memiliki kekuasaan di Turki Usmani, kondisi umat Islam sangat terlindungi. Karena pada saat itu kita memiliki institusi negara.

 

Namun, Barat melihat bahwa kekuasaan Islam adalah ancaman bagi eksistensi mereka. Melihat Islam dengan potensi pemikiran dan aturannya yang mampu menjadi sumber kekuasaan yang menjadi rival mereka. Apalagi bonus sumber daya alam dan demografi yang dimiliki umat Islam, membuat mereka semakin ingin memilikinya. Dengan kegigihan dan kebencian Barat telah berhasil membuat persengkokolan untuk menghancurkan eksistensi kekuasaan Islam.

 

Dengan segala kelicikan, dan politik belah bambu, Barat telah berhasil membuat umat Islam terkotak-kotak menjadi negara kecil yang sarat dengan kepentingan Amerika. Begitu pun dengan tanah Pelestina, yang harus dibagi menjadi dua negara. Padahal sejatinya Pelestina milik umat Islam, yang merupakan tanah yang diwariskan untuk umat Islam, melalui pembebasan damai.

 

Di bawah kekuasaan Islam tanah Pelestina merupakan wilayah yang sangat kondusif bagi warganya, apapun ras dan agamanya. Namun, kini berbeda. Palestina dijajah bangsa yang kejam dan rakus, sehingga kita tidak akan pernah lagi merasakan kedamaian di tanah para nabi.

 

Zionisme yang menjadi sumber masalah adalah ideologi yang bertentangan dengan fitrah manusia, lawan mereka adalah Islam. Apalagi zionisme telah membentuk negara yang didukung Amerika, sehingga posisi mereka semakin kuat.

 

Kekuatan yang mampu mengimbangi penjajah ini adalah ideologi Islam. Ideologi yang mengemban kewajiban jihad yang harus diemban oleh kekuasaan negara. Sesungguhnya jihad adalah ajaran Islam dan aktivitas politik yang mampu menjaga eksistensi Islam. Bagaimana pun juga, jihad merupakan aktivitas yang dicintai oleh Rasulullah Saw., dan orang-orang yang beriman. Jihad adalah puncaknya pengorbanan terbesar seorang hamba kepada Allah Swt.

 

Perintah ini adalah ada dalam surat Al Hujarat ayat 15, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”

Wallahu a’lam. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis