Pasukan Anti Tawuran, Pasukan Masa Depan


Oleh: Yuyun Suminah
(Komunitas Remaja Smart With Islam Karawang)

 

LenSa MediaNews__ Sobat, pasti aku dan kamu sudah sering mendengar kejadian tawuran, ya kan? ibarat makanan sehari-hari, beritanya seliweran di media massa maupun di medsos, jangan-jangan kita pernah jadi korban salah sasaran pasukan tawuran tersebut? Termasuk aku pernah kena bogem dari aksi para pasukan pelajar yang tawuran di ketika di dalam bis umum.

 

Entah alasannya apa dua pasukan berseragam biru itu beradu ring di dalam bis. Astagfirullah. Itu hanya sekelumit pengalaman pribadi aku yang belum seberapa, tapi horor jangan sampai terulang oleh sobat semua ya.

 

Berbicara tawuran tidak dimana-mana, mau di perkotaan dan pedesaan kerap terjadi, tawuran antar pelajar, antar kampung pun kini marak terjadi. Yang membuat prihatin dan ngelus dada tawuran ini pelakunya pelajar SD, masih kecil sudah berani uji nyali, hobi gelut, bagimana nanti gedenya?

 

Kasus tawuran tak serta merta terjadi begitu saja, pasti ada faktor pemicunya. Selain karena kondisi zaman yang saat ini banyak tontonan dijadikan tuntunan. Begitu pun dengan keberadaan media sosial dijadikan lapak untuk menjajakan konten apapun termasuk konten aksi tawuran.

 

Seperti kasus tawuran yang terjadi tak hanya sekali tapi berulang di jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara Jatinegara, Jakarta Timur. Pasukan tawuran tersebut janjian di medsos diduga sengaja agar konten tawuran yang akan dilakukan secara live steaming banyak yang nonton.

 

Padahal banyak fakta demi konten harus berurusan dengan polisi karena konten yang dibuat konten asusila, meresahkan masyarakat, merusak fasilitas umum bahkan harus dibayar dengan nyawa.

 

Kasus di atas marak di sistem kapitalisme, sebuah sistem yang memberikan pemahaman serba bebas, jauh dari agamanya sehingga mengukur kebahagian dari banyaknya materi. Orang akan berlomba-lomba mendapatkan materi walaupun cara yang dipakai melanggar norma agama dan hukum.

 

Lantas, mengapa para pasukan tawuran ini tidak pernah kapok atau dijadikan pelajaran dan berpikir seribu kali bagaimana kalau dirinya sendiri yang mengalami cacat tubuh akibat sabetan senjata tajam, orang tuanya sedih, kecewa masa depannya suram bahkan ada temannya atau korban yang meninggal justru pasukan tawuran ini makin tidak takut melakukannya.

 

 

Bagaimana mengatasinya:

Peran Keluarga dalam kehidupan seorang anak termasuk kalangan remaja menjadi tempat pendidikan pertama baginya, dari keluarga akan mendapatkan teladan, ilmu dan kasih sayang yang dicontohkan ayah dan ibunya.

 

Kewajiban menuntut ilmu, sesuai pesan Rasulullah menuntut ilmu adalah kewajiban muslim laki-laki dan perempuan termasuk semua keluarga, ayah, ibu tak terkecuali kalangan remaja pun perlu sekali untuk terus belajar. Yuk mulai aktif kajian remaja dan majelis ilmu lainnya.

Dari majelis ilmu itu kita akan mendapatkan banyak nasihat sebagai pengingat diri bahwa perjalanan hidup kita masih panjang maka perlu bekal untuk menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

 

Peran pemerintah, aturan yang tegas dan sanksi yang membuat jera bisa mengondisikan masyarakat termasuk kalangan remaja, karena pemerintah dalam hal ini seorang pemimpin bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan rakyatnya.
Sesuai pesan Rasulullah:
Imam (pemimpin) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR Al-Bukhari).

Karena pemerintah dengan segala perangkat kerja dan keahliannya akan memberikan pelayanan yang terbaik seperti memberikan edukasi terkait kecanggihan teknologi, memberikan pelatihan bagaimana membuat konten yang inspirasi, positif dan membawa kepada kebaikan dan menutup celah kemaksiatan sekecil apapun.

 

Jika semuanya berperan sesuai perannya masing-masing seperti berjalannya peran keluarga, mengamalkan kewajiban menuntut ilmu dan optimalnya peran pemerintah. Maka para remaja akan menjadi pasukan anti tawuran dan berlomba-lomba menjadi pasukan masa depan yang bisa membuat konten bermanfaat untuk kebaikan, konten-konten yang positif, jadi sarana belajar dan manfaat lainnya. Wallahu’alam.

Please follow and like us:

Tentang Penulis