Kejutan Ulang Tahun Merenggut Nyawa, kenapa Bisa?

Oleh: Anastasia S.Pd.

 

LenSa Media News _ Opini_ Masa remaja, fase yang sangat penting dalam kehidupan. Di mana pada masa itu, merupakan usia yang sangat produktif untuk meletakkan idealisme hidup. Namun, sayang ketika peradaban ada di bawah kendali kapitalisme, potensi remaja tidak dapat tersalurkan sebagiamana fitrahnya. Remaja yang hidup dalam naungan kapitalisme, tumbuh menjadi pribadi yang hedon, hidup penuh dengan kebebasan. Mereka pun, tanpa sadar mengikutinya ajaran yang bertentangan dengan aqidah Islam. Seperti contoh kasus yang sangat memilukan, nasib tragis terjadi kepada Fajar Nugroho (18), pelajar SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah yang merupakan Ketua OSIS harus kehilangan nyawanya, saat teman-temannya melakukan kejutan ulang tahun. Disayangkan sekali, tepat di hari kelahirannya yang ke-18, Fajar diceburkan ke dalam kolam ikan, dan tanpa sengaja, menginjak pompa air kolam.

Akibatnya korban pun terkena sengat aliran listrik. Kedalaman air kolam antara 150-170 cm. Melihat korban mengalami kesulitan, dua temannya yakni Andika Danur dan Elang Panji langsung menceburkan diri ke kolam berusaha menolong korban (Suara Merdeka; 08/07/2024).

Namun akhirnya ketiga anak ini justru menjadi korban. Malang nasib Fajar yang tidak bisa diselamatkan. Padahal, seharusnya hal ini seperti ini tidaklah perlu dilakukan, mengingatkan perayaan ulang tahun bukanlah perayaan Islam.

Remaja Krisis Identitas 

Menghasilkan remaja hebat, dan berkualitas butuh sistem aturan hidup yang sesuai fitrah. Apabila tidak dinaungi oleh aturan yang benar, maka dipastikan kita tidak mampu menghasilkan generasi yang mampu mengisi estafet peradaban gemilang. Saat Islam tidak diterapkan, maka wajah remaja pun hidup dalam keadaan bebas tanpa aturan, bahkan mereka tidak mempunyai pemahaman yang benar ketika bersikap. Akhirnya, remaja menjalani hidup tanpa indentitas aqidah sebagai sandaran dalam menentukan tujuan dan keputusan hidupnya. Remaja sekarang sangat jauh dari Islam, akibatnya remaja yang hidup bukan dengan aturan Islam, menjadi pribadi yang bebas, mudah untuk menerima pemahaman yang sejatinya itu bertentangan dengan syariat Islam. Dangkalnya ilmu tentang Islam, menyebabkan remaja bersikap sesuai tren. Perayaan ulang tahun sejatinya bukan datang dari ajaran Islam, bahkan Islam sangat mencela muslim yang menyerupai agama. Hal ini berdasarkan riwayat dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua hari di setiap tahun, dimana mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda, “Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang, Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik, yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha.” (HR. Abu Dawud no. 1134 dan An-Nasa’i no. 1556)

Perayaan ulangtahun, merupakan ciri dari umat tertentu, sebagai umat Islam tentu hal tersebut, apabila kita melakukan hal sama dengan orang kafir, maka sesungguhnya kita merupakan bagian dari mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4031, hadits shahih).

Perayaan ulang tahun di kalangan remaja dianggap sesuatu yang biasa dilakukan, karena remaja kita sangat krisis terhadap indentitas Islamnya.

Remaja Islam, Remaja Yang Dirindukan 

Tentu sejarah sudah mencatat, bagiamana Islam telah mampu mencetak generasi hebat. Generasi yang lahir dari pembinaan pemahaman islam, memiliki kecenderungan untuk senantiasa berjalan dalam dakwah Islam. Tak heran apabila, di masa awal perjuangan Rasulullah di Mekah, banyak dari kalangan remaja yang begitu semangat dalam menyebarkan Islam, ke tengah-tengah masyarakat. Mereka merupakan sosok pembela Islam di garda depan. Potensi remaja mereka, disalurkan dalam dakwah Islam, membuat mereka menjadi sosok luar biasa. Remaja yang mampu membawa perubahan ke dalam kebaikan, kehadirannya tentu dirindukan oleh umat. Tentu peran negara pun sangat penting, karena negara menerapkan syariat Islam, yang senantiasa melakukan perlindungan dari pandangan hidup dunia barat, yang memang jelas-jelas ingin menghancurkan generasi Islam, melalui paham kebebasannya. Negara pun, melakukan pemeliharaan aqidah di tengah-tengah masyarakat, dengan melakukan pembinaan baik remaja atau pun masyarakat umum, agar pemahaman mereka tetap terjaga.

Wallahu’ Alam. 

 (LM/SN)

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis