UKT Mahal, Gagal Cetak Pemimpin Handal
LenSa Media News–Belakangan ini isu terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru mengguncang masyarakat. Betapa tidak, biaya UKT mengalami lonjakan drastis secara signifikan.
Seperti salah satunya terjadi pada Universitas Sebelas Maret Solo. Dalam hal ini Presiden Badan Eksekutif Mahahasiswa (BEM), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agung Lucky Pradita, mengungkapkan bahwa tarif uang pangkal atau Iuran Pengembangan Institusi (IPI) naik berkali-kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikannya bisa 5 hingga 8 kali lipat. (viva.co.id, 17/05/2024).
Bagaimana bisa seluruh masyarakat menjangkau pendidikan yang jauh di atas awan? Tentu masyarakat kelas atas saja yang mampu menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Miris sekali bukan? Masyarakat kecil tidak akan pernah terpikirkan memasukan anaknya ke perguruan tinggi.
Alih-alih menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi, untuk biaya kehidupan sehari-hari saja sudah sangat mencekik. Jika seperti ini bagaimana mungkin bisa mencetak calon pemimpin bangsa. Karena hanya dari perguruan tinggi lah, lahir para pemimpin bangsa yang handal.
Mahalnya UKT jelas bertentangan dengan konsep pendidikan yang merupakan hak setiap rakyat. Beginilah potret Kapitalisasi Pendidikan dalam bangunan negara yang abai atas hak rakyatnya.
Berbeda dengan Islam yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok rakyat, yang disediakan negara dan diberikan dengan biaya murah bahkan bisa jadi gratis. Selain itu, semua masyarakat mendapat kesempatan yang sama tidak mengenal kaya atau miskin. Ismiyati. [LM/IF/ry]