Dalang Tanggalnya Fitrah Keluarga, Sekularisme
Oleh: Anindya Vierdiana Wahyuningtyas
Lensa Media News–“Harta yang paling berharga adalah keluarga”. Pernah mendengar penggalan lagu di atas? generasi 90-an tentunya tidak asing dengan potongan syair tersebut. Lagu ini juga sebenarnya mewakili gambaran betapa penting dan berharganya arti dari sebuah keluarga.
Ada apa dengan fungsi keluarga hari ini , baru- baru ini ada kasus seorang ayah yang tega merudapaksa anak kandungnya sendiri setelah nonton video porno (kumparan.com, 7/05/2024).
Figur ayah seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman kepada anaknya malah justru menjadi ancaman. Bahkan dari banyak kasus yang ada pelaku tindak asusila tak lain merupakan paman , kakek atau kakak kandung korban. Belum lagi kasus lain yang melibatkan anggota keluarga, seperti suami bunuh istri , ayah bunuh anak atau anak bunuh orang tua.
Keluarga sejatinya merupakan tempat ternyaman yang di butuhkan oleh setiap anggota keluarga, namun mirisnya dari banyaknya kasus kriminal dan tindak asusila justru melibatkan anggota keluarga sendiri , bahkan tak jarang hingga meregang nyawa.
Sekulerisme liberalisme penghancur fitrah keluarga
Memang betul segala bentuk kemajuan zaman dapat kita rasakan dari teknologi hingga pendidikan hari ini. Negeri ini begitu tinggi menjunjung nilai-nilai agama dan norma-norma namun sayang budaya barat yang sarat dengan sekulerisme dan liberalisme mampu mempengaruhi masyarakat, sehingga negeri yang lekat dengan kereligiusan kian lenyap dan hanya di fungsikan sebatas atribut saja.
Budaya barat yang menawarkan nilai kebebasan hadir dengan halus, menyusup melalui sistem sosial dan mempengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku serta tata aturan di dalam masyarakat. Ini menyebabkan masyarakat menormalkan segala bentuk kebebasan yang di tawarkan budaya barat.
Selain itu, sekulerisme sangat berdampak terhadap pola pikir masyarakat, menjadikan malas berpikir hingga melemahkan akidah. Lucunya lagi pada zaman yang katanya serba modern ini , tidak sedikit tindakan kriminal yang memanfaatkan kepercayaan lokal , seperti halnya kasus dukun pengganda uang, pesugihan atau pengobatan yang berakhir dengan pencabulan.
Masyarakat hari ini begitu mesra dengan nilai kebebasan dan kemusyrikan. Dari tontonan, pergaulan segala bentuk informasi nyaris tidak lepas dari pengaruh liberalisme dan Sekulerisme.
Islam Solusi Dalam Mengembalikan Fitrah Keluarga
Sedari dulu masyarakat di negeri ini begitu lekat dengan nilai-nilai Islam , maka paham kebebasan ini harus di enyahkan dan kembali kepada syari’at Islam. Kenapa?
Sebab ketika syariat Islam kembali di ambil sebagai aturan , maka baik harta, keturunan, agama dan akal akan terjaga. Sehingga segala bentuk tindak asusila atau kejahatan lainnya dapat di cegah. Apabila ada pelanggaran yang di lakukan oleh seseorang yang telah mukalaf di suatu keluarga maka Islam akan menindak tegas untuk memberi efek jera pada pelaku agar yang lain tak turut melakukan hal serupa.
Dalam Islam, masyarakat akan berpegang dengan pemikiran, perasaan dan aturan yang sama sehingga masyarakat dalam kehidupannya selalu dapat menebar kebaikan , beramar makruf nahi mungkar dan terhindar dari kemaksiatan.
Di dalam aturan Islam setiap anggota keluarga tidak boleh melanggar hak anggota keluarga lainnya. Ada batasan privasi seperti tidur terpisah , batasan aurat, meminta ijin saat hendak masuk ruang pribadi dari anggota keluarga lainnya. Batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram hanya di perkenankan dalam perkara, muamalat, kesehatan , pendidikan.
Negara wajib melindungi masyarakat dari tontonan ataupun berbagai informasi media yang mempromosikan paham liberal. Misalnya konten yang berbau pornografi , konten pendangkalan akidah atau kemusyrikan. Dan mengoptimalkan edukasi keseluruh penjuru negeri untuk meningkatkan taraf berpikit masyarakat.
Dengan begitu masyarakat di dalam aturan Islam akan mendapatkan perlindungan atas darah, jiwa, agama, keturunan dan hartanya.
Nyatalah jika sekulerisme ini memang terbukti menjadi dalang tanggalnya fitrah keluarga dan menghilangkan rasa cinta serta kasih sayang yang seharusnya ada di dalam keluarga. Maka kembali pada aturan Islam merupakan solusi satu-satunya dalam menyelesaikan segala problem kehidupan termasuk dalam memberikan perlindungan di dalam keluarga. Wallahualam bissawab. [LM/ry].