Kriminalitas kian Meningkat, Kesucian Ramadan Ternodai
Oleh: Dinar Rizki Alfianisa
(Kontributor Lensamedia)
LenSaMediaNews.com__Bulan Ramadan adalah bulan yang suci nan mulia. Masyarakat muslim seharusnya memanfaatkan momen Ramadan ini untuk memperbanyak ibadah juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tapi pada faktanya bulan yang suci ini ternodai dengan meningkatnya tindak kriminal di bulan Ramadan. Siapa yang tak kenal dengan istilah “perang sarung”. Istilah ini digunakan oleh anak-anak dan remaja dulu ketika Ramadan tiba. Mereka melakukan permainan perang sarung setelah melaksanakan salat tarawih.
Namun kini perang sarung telah menjadi ajang perkelahian bagi remaja-remaja masa kini yang tak jarang berujung pada kematian. Tindak kriminal lain yang meningkat di bulan Ramadan yaitu aksi pencurian dan perampokan.
Sebuah rumah di kawasan Perum Bukit Agung, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Semarang, dibobol maling. Pencurian terjadi saat pemilik rumah pergi salat tarawih. Pemilik rumah kehilangan laptop, ponsel, perhiasan emas, dan emas batangan seberat 40 gram.
Kejadian serupa terjadi di Mojokerto di mana sebuah rumah juga dibobol maling saat penghuninya melaksanakan salat tarawih dan maling berhasil menggasak 14 gram emas serta sebuah handphone (kumparan.com, 27-03-2024).
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto, menilai bahwa meningkatnya kasus kejahatan pada bulan Ramadan disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan di masyarakat yang cukup tinggi.
Menurut Bambang, dengan adanya peningkatan kebutuhan, maka pengeluaran dari masyarakat juga pasti akan meningkat. Sementara, bagi sebagian masyarakat peningkatan pengeluaran biaya tersebut tak diiringi dengan peningkatan penghasilan (mediaindonesia.com, 27-03-2024).
Kapitalisme Sumber Kejahatan
Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan tingkat kemiskinan yang tinggi di negeri ini menjadi salah satu faktor penyebab maraknya tindak kejahatan. Tak dipungkiri masyarakat yang terdesak untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, nekat melakukan tindak kejahatan demi mendapatkan uang untuk bisa bertahan hidup.
Ditambah gaya hidup hedonisme dalam sistem kapitalisme saat ini, menjadikan individu rela melakukan apa saja demi terlihat wah dan gaya di dunia nyata maupun dunia maya. Mereka yang memiliki pendapatan pas-pasan seringkali memaksakan diri untuk bisa memenuhi gaya hidup yang tinggi.
Faktor lemahnya iman juga menjadi pemicu tingkat kejahatan yang tinggi. Orang tidak segan menyakiti orang lain bahkan membunuh demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Padahal satu nyawa yang dibunuh tanpa hak lebih berat dibandingkan hancurnya dunia dan seisinya. Sebagaimana sabda Rasul: “Hilangnya dunia beserta isinya sungguh lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim dengan tidak benar.” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai)
Juga firman Allah, “siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (TQS. Al-Maidah [5]: 32)
Islam Solusi Masalah Kehidupan
Islam adalah agama yang sempurna. Tak hanya mengatur urusan ibadah ritual namun juga mengatur seluruh kehidupan manusia. Islam sebagai ideologi memiliki seperangkat aturan yang mampu menyelesaikan seluruh problematika kehidupan manusia.
Dalam Islam, negara berfungsi sebagai ra’yin atau pengurus urusan umat. Amanah sebagai pemimpin merupakan amanah berat yang pertanggungjawabannya hingga akhirat nanti. Maka seorang pemimpin haruslah mengurus urusan rakyat dengan syariat Islam.
Negara bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, keselamatan dan sebagainya adalah hak yang didapatkan oleh rakyat dari negara.
Bukan hal yang mustahil kesejahteraan akan terwujud dan kemiskinan akan teratasi dengan penerapan syariat Islam. Karena syariat Islam adalah aturan yang langsung dibuat oleh Sang Pencipta yaitu Allah SWT., Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tidak hanya jaminan kebutuhan masyarakat yang dipenuhi oleh negara namun juga jaminan keamanan. Sistem peradilan Islam akan menjamin keamanan bagi masyarakat dengan penegakan hukum sesuai syariat yang memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan.
Dengan kekuatan tiga pilar yaitu ketakwaan individu, masyarakat yang peduli dengan beramar ma’ruf nahi munkar dan negara yang menerapkan syariat Islam maka keamanan, ketenteraman dan kesejahteraan menjadi sebuah keniscayaan.
Wallahu a’lam. [LM/Ss]