Palestina Tengah Dibantai, Mengapa Dunia Masih “Diam”?

Oleh: Novia Ariana, S.E. 
(Penggiat Pena Banua)
Lensamedianews.com, Opini – Saat ini Palestina tengah diserang oleh Zionis Israel, setidaknya 30.320 jiwa terbunuh dan sekitar 71.533 terluka dari serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan Israel terhadap Palestina khususnya Gaza yang menewaskan ribuan warga sipil ternyata melanggar batasan dan objek sasaran militer dalam perang berdasarkan hukum internasional dan hukum  humaniter.
Namun, Israel tetap melakukan pembantaian terhadap warga Gaza dan tidak mengindahkan hukum internasional walaupun sudah banyak negara-negara di dunia yang mengecam tindakan Israel tersebut.
Warga Palestina saat ini bukan meninggal akibat serangan bom atau rudal Israel lagi, melainkan akibat kelaparan. Pasalnya bantuan kemanusiaan yang dikirimkan untuk membantu warga Palestina ditahan dan dilarang memasuki wilayah Gaza. Pasokan makanan kian menipis, warga Gaza terpaksa membuat roti dari campuran pakan ternak, meminum air dari genangan di jalanan. Dengan jahatnya Israel menembaki kerumunan warga Gaza yang tengah mengantre bantuan makanan. Sebanyak 112 warga sipil tewas dan lebih dari 700 orang mengalami luka-luka dari kejadian tersebut.
Begitu banyaknya kejahatan yang dilakukan Isreal terhadap Palestina membuat orang-orang di seluruh dunia mengutuk tindakan Israel. Seperti yang dilakukan oleh Afrika Selatan yang menuntut Israel dalam sengketa hukum internasional melalui The International Court of Justice. Tuntutan ini adalah karena tindakan genosida yang melanggar The Genocide Convention 1984 yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Namun apakah tuntutan tersebut menghentikan pembantaian yang dilakukan Israel? Ternyata tidak. Israel tetap melakukan penjajahan di tanah Palestina.
Sejatinya, Zionis memang sengaja ditempatkan di bumi Palestina sebagai penjaga ideologi kapitalisme. Sebagaimana tujuan dari ideologi ini, kapitalisme akan terus berambisi meguasai dan menjajah negeri-negeri muslim.
Penjajahan Israel atas Palestina merupakan gambaran pertarungan peradaban Barat dan Islam. Zionis sendiri dipelihara AS sebagai anak emasnya. Zionis dilahirkan Inggris melalui Deklarasi Balfour, lalu dibidani PBB melalui Resolusi 181 pada 1947. Jadi, mustahil mengharapkan PBB menjadi juru damai.
Pemimpin di negeri-negeri muslim saat ini hanya mampu mengecam dan mengutuk tanpa bisa menghentikan kebiadaban Israel terhadap Palestina. Mereka hanya berdialog dan berdiplomasi, padahal kita semua tahu entitas Zionis tidak akan pernah bisa dihentikan dengan bahasa diplomasi dan kecaman.
Kenapa banyak pemimpin negeri muslim saat ini hanya “diam”? Padalah kita sangat mempu mengirimkan militer untuk membantu pembebasan Palestina. Itulah konsekuensi penerapan nasionalisme sekitar 2 abad belakangan ini, yang notabene dirancang oleh Barat untuk melemahkan kaum muslim saat ini.
Akibatnya, yang disebut “kita” itu hanya kalau satu bangsa dan satu negara saja. Jika berbeda negara maka itu “mereka” bukan “kita”. Padahal, selama hampir 13 abad sebelumnya, kaum muslim itu hanya satu, antara Syam, Mesir, Turki, Arab, dan negeri-negeri muslim lainnya adalah “kita”.
Seperti yang disabdakan Rasulullah saw., “Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakit).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim. Tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok penjajah seperti Zionis Israel laknatullah.
Oleh karenanya, sikap kita sebagai muslim kepada Zionis Israel yang telah merampas tanah Palestina seperti yang telah Allah SWT perintahkan, yaitu perangi dan usir mereka.
Allah Swt. berfirman: “Perangilah mereka, niscaya Allah akan mengahncurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (QS At-Taubah [9]: 14).
Dengan demikian, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah. Maka solusinya yaitu dengan penerapan Khilafah Islamiyah.
Dengan Khilafah garis batas bangsa-bangsa akan putus, persatuan kaum muslim akan terwujud, akidah Islam menjadi fondasi kekuatan kaum muslim. Khilafah akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam.
Berkaca dari sejarah, Khilafah ternyata mampu menjaga dan melindungi Palestina hingga tiga agama di sana, yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi hidup damai berdampingan lebih dari 400 tahun lamanya. Hanya dengan jihad dan Khilafah solusi fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang saat ini terjajah. Hanya Khilafah satu-satunya rumah dan tempat aman bagi kaum muslim meminta perlindungan.
Dengan Khilafah, kaum muslim terjaga kehormatannya, nyawanya, dan hartanya. Semoga Allah menyegerakan kebangkitannya untuk kita. Wallahu a’lam bishshawab. [LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis