Rajab Penuh Berkah, Wujudkan Generasi Khairu Ummah
Oleh: Lulu Nugroho
LenSa MediaNews__Ratusan ibu muslimah memadati Masjid Raya Bandung, Jawa Barat, pada Ahad, 4 Februari 2024 untuk mengikuti kajian yang diselenggarakan Majelis Taklim Lentera Qur’an (MTLQ) dengan tema ‘Rajab Penuh Berkah, Wujudkan Generasi Khairu Ummah’.
Ibu Ustazah Unung AK, S.S, Mubalighah sekaligus Pembina MTLQ, mengawali pembahasan materi dengan tafsir Qur’an surat At-Taubah ayat 36 tentang Bulan Rajab. Terjadi peristiwa penting Isra’ Mi’raj yang menjadi salah satu mu’jizat Nabi saw. Perjalanan di malam hari, untuk jarak tempuh 1300 km, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha sangat sulit diterima pada masa itu. Namun Abu Bakar Ash-Shidiq dan beberapa kaum muslim lainnya membenarkannya. Ini terjadi di tahun kesebelas kenabian.
Ustazah juga menyampaikan bahwa, di balik peristiwa besar tadi, ada kabar gembira bahwa masa depan gemilang ada di tangan Rasulullah saw. dan umatnya. Kemudian mengukuhkan kepemimpinan Rasulullah saw. untuk seluruh umat manusia, menggantikan Bani Israil. Hal tersebut merupakan buah dakwah, menjadikan kekuasaan Islam meluas di wilayah yang disentuhnya.
Rajab juga merupakan bulan tarbiyah, maka kesempatan bagi kita untuk mengisinya dengan peningkatan ketakwaan dan membentuk generasi khairu ummah, kata Ustazah. Rajab bulan menanam, Syaban menyiram, Ramadan memanen.
Ustazah menjelaskan bahwasanya karakter umat terbaik (khairu ummah) ada beberapa: senantiasa melakukan amr ma’ruf nahi munkar, beriman kepada Allah dengan ketakwaan yang terpancar dalam kehidupan, memberikan buah manfaat bagi sekelilingnya. Jika dianalogikan dengan pohon kepribadian, maka karakter adalah buah dari pohon kepribadian. Sedangkan akar adalah keimanan atau akidah, yang akan menancapkan kekuatan. Batang adalah pola pikir. Buah atau karakter tadi, dapat dilihat melalui amal perbuatan seseorang.
Ustazah menjelaskan bahwa, mewujudkan generasi khairu ummah membutuhkan beberapa komponen, yaitu: akidah yang kuat, keterkaitan akidah dengan amal, kelengkapan syariat-tsaqafah-taqarrub ilallah, masyarakat yang melakukan amr maruf nahy munkar, serta negara dengan karakter sebagai junnah (melindungi pemikiran dan fisik) dan ra’in (pengurus).
Ustazah menutup kajiannya dengan kesimpulan bahwa, penerapan Islam kaffah akan menghasilkan profil generasi khairu ummah atau generasi takwa, sebab terjadi sinergi antara keluarga, masyarakat yang kondusif yang melakukan amr maruf nahy munkar, institusi pendidikan, kebijakan negara.
Sesi tanya jawab disambut dengan antusias oleh peserta dengan tanggapan terhadap kegelisahan orang tua terhadap kondisi anak didik saat ini. Meskipun sudah dimasukkan ke pesantren atau sudah mendapat pendidikan yang baik di rumah, tapi kondisi anak-anak sekarang belum sepenuhnya aman. Mereka masih tetap terkontaminasi dengan pergaulan yang rusak.
Ustazah menjelaskan bahwa terjadi serangan yang massif terhadap generasi, yang mengikis akidah serta menjauhkan generasi dari keislamannya. Sehingga kepribadian mereka jauh dari gambaran khairu ummah. Propaganda akan terus dilakukan di negeri muslim termasuk aturan yang diterapkan oleh negara. Inilah yang disebut dengan ghawzul fikr atau perang pemikiran. Maka seluruh keluarga muslim harus mewaspadai dan mencarikan solusi hakiki mengatasi hal ini.
Solusi yang dapat kita lakukan saat ini adalah membentuk kepribadian muslim generasi, dengan Islam kaffah, sejak dari rumah. Pemahaman Islam dari akar hingga daunnya dibutuhkan para ibu agar bisa mengajarkan kepada generasi. Maka para ibu harus dibekali dengan pemahaman Islam, melalui pembinaan-pembinaan. MTLQ bekerja sama dengan Smart With Islam (SWI) membina para ibu dan generasi. Untuk menangkis serangan dari perang pemikiran (ghawzul fikr). Wallahu ‘alam bishshawab.
.