Keluarga Sakinah Berislam Kaffah, Wujudkan Generasi Takwa

Oleh: Nining Sarimanah

 

LenSa MediaNews__Kajian rutin bulanan kembali digelar pada 4 Februari 2024 di Masjid Al-Islam, di kawasan Cijerah, Kota Bandung. Kali ini, tema yang diangkat adalah Keluarga Sakinah Berislam Kaffah, Wujudkan Generasi Takwa. Puluhan peserta baik dari kalangan ibu-ibu maupun remaja memadati area yang sudah disiapkan oleh panitia. Tak lupa, snack dan air minum diberikan kepada para peserta saat registrasi, senyum terukir di wajah panitia saat menyambutnya.

 

Tepat pukul 09.00 WIB, Ibu Wina, sebagai moderator memandu acara. Di awali dengan doa pembuka majelis dan sapaan hangat kepada para jamaah membuat suasana makin akrab. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ibu Sumiyati. Selang beberapa menit kemudian, tibalah pada acara inti yaitu pemaparan materi oleh Ustazah Iis Nur’aeni Afgandi dan Ustazah Finita Nutricia, S.S

 

Ustazah Iis memaparkan kepada para jamaah terkait tentang fungsi keluarga. Keluarga sakinah tentu harapan bagi setiap insan yang telah berkeluarga. Harapan itu harus diwujudkan dengan menjalankan langkah-langkah yang sudah dijelaskan dalam Islam, di antaranya:

Pertama, melaksanakan fungsi edukasi. Fungsi ini, berkaitan dengan peran orang tua dalam mendidik anak khususnya dan umumnya anggota keluarga. Sebab, orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak. Merekalah yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak, apakah saleh atau sebaliknya. Bahkan, ini telah ditegaskan di dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, yang artinya “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

 

Kedua, kurikulum di rumah. Tak dimungkiri, saat ini kita berada dalam lingkungan yang tidak kondusif. Di mana kerusakan sudah nyata di depan mata seperti remaja gaul bebas hingga berakibat hamil di luar nikah, tawuran, khamr, perjudian, pencabulan, narkoba, dan sebagainya. Karena itu, untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif tersebut tentu orang tua perlu memiliki kurikulum yang dijalankan di rumah. Diharapkan dengan langkah ini bisa berpengaruh positif terhadapa anak dan seluruh anggota keluarga lainnya. Misalnya, penanaman tauhid, berbakti kepada orang tua, merasakan pengawasan Allah, mendirikan shalat, berjiwa amar makruf nahi mungkar, berkepribadian penyabar, berakhlak mulia, dan jangan bertindak bodoh.

 

Ustazah, menambahkan bahwa sebenarnya banyak faktor penyebab dari dekadensi moral yang terjadi pada remaja muslim, yaitu:
1. Teknologi komunikasi yang semakin berkembang dan mudah diakses.
2. Kebebasan informasi tanpa filter.
3. Ilmu dan pendidikan tinggi berubah menjadi sihir-sihir modernisme.
4. Pemikiran radikal.
5. Pemahaman sekularisme datang sebagai penghancur kehidupan.
6. Pemahaman liberalisme.
7. Kurangnya penanaman nilai agama, jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah (fungsi religi dalam keluarga yang tidak terlaksana dengan sempurna).
8. Kurangnya pengawasan orang tua (fungsi proteksi), pendidik, masyarakat, dan pemerintah.
9. Fungsi rekreasi (kenyamanan) dalam keluarga yang kurang.
10. Fungsi sosialisasi keluarga yang tidak dijalankan.

 

Potret buram remaja saat ini berbanding terbalik pada masa kejayaan Islam. Banyak pemuda yang telah menorehkan prestasi luar biasa dan diabadikan dalam sejarah Islam, seperti Usamah bin Zaid di usia 18 tahun menjadi pemimpin pasukan jihad, Khalid bin Walid menjadi jenderal perang muslim terkemuka, Zaid bin Tsabit sebagai penulis wahyu dan penerjemah, dan sebagainya.

 

Karena itu, usia muda jangan disia-siakan karena potensi pemuda begitu besar, selain sebagai agen perubahan, juga penerus bangsa. Potensi ini, harus diberdayakan semaksimal mungkin dan dijaga berdasarkan akidah Islam. Ini menjadi tanggung jawab bersama, baik keluarga, masyarakat, dan negara agar tidak dibajak oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan khususnya musuh Islam.

 

Materi kemudian dilanjutkan oleh pembicara kedua yaitu Ustazah Finita. Beliau menyampaikan bahwa munculnya berbagai problem di tengah kehidupan yang menimpa para remaja berakibat?
Pertama, remaja menjadi gamang menjalani kehidupannya sehingga mudah terbawa arus dan tidak memiliki jati diri, akibatnya melalaikan kewajiban-kewajiban syariat.
Kedua, pada akhirnya, mereka terbiasa berpikir pragmatis, selfis, individualis, pun tidak memiliki visi dan misi yang jauh ke depan untuk berkontribusi di tengah umat, membangun peradaban mulia. Bahkan, menjadi problem masyarakat dan negara.

 

Lalu bagaimana solusi Islam dalam mengatasi persoalan tersebut. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan yaitu,
pertama, memberi pemahaman bahwasanya Islam adalah pedoman hidup yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, sesama manusia, dan dengan dirinya sendiri.
Kedua, karenanya wajib terikat dengan hukum Allah. Beraktivitas sesuai Islam, memutuskan perkara pun dengan menggunakan Islam.
Ketiga, memberi gambaran kepada remaja, tentang kemuliaan hidup di dalam peradaban Islam.
Keempat, melakukan penjagaan terhadap generasi yang melibatkan individu keluarga, masyarakat dan negara.

 

 

Alhamdulillah, pemaparan materi telah selesai. Selanjut sesi tanya jawab, Bu Wina mempersilakan kepada para peserta untuk bertanya. Ada beberapa orang yang bertanya, semuanya berkaitan dengan persoalan remaja seperti berpacaran padahal sudah dilarang sama orang tua, mengkondisikan anak di rumah ketika pulang dari pesantren, dan lainnya. Kedua pemateri menjelaskan bahwa untuk mengatasi ini, perlu ada komunikasi dan kedekatan orang tua kepada anak, di samping menjelaskan bagaimana cara Islam mengatasi gejolak syahwat pada remaja seperti berpuasa dan sibukkan dengan aktivitas yang bermanfaat, seperti mengikuti kajian remaja, basket, publik speaking, dan lainnya sehingga naluri na’u-nya bisa teralihkan. Untuk mengkondisikan anak di rumah, maka bangun tanggung jawab pada dirinya seperti, minta kepada anak untuk mengajari adik dan ibunya mengaji, serta jadi imam shalat berjamaah. Dengan cara ini, maka anak akan merasa dirinya dibutuhkan dalam keluarga.

 

Sebelum ditutup, panitia membagikan doorprize bagi penanya, yang menjawab pertanyaan dari ustazah, juga peserta majelis taklim terbanyak. Alhamdulillah, rangkaian acara telah dilaksanakan dengan lancar dan sukses, terakhir Ibu Wina menutup acara dengan membaca istighfar dan doa kafaratul majelis.

Wallahu a’lam bishshawab

Please follow and like us:

Tentang Penulis