Pendidikan Idaman Umat: Sistem Islam atau Sistem Demokrasi?
Oleh: Leora Andovita
Lensa Media News – Pendidikan menjadi aspek penting untuk mewujudkan pembangunan ekonomi, budaya, dan sosial, serta ketahanan lingkungan dan pangan. Pendidikan juga merupakan salah satu alat untuk memerangi kemiskinan dan meningkatkan sumber daya manusia. Negara membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik sehingga dapat bersaing secara efektif di era globalisasi saat ini. Menyadari pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan khususnya di negara-negara berkembang, penyediaan infrastruktur pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Di daerah terpencil dan pedesaan, infrastruktur pendidikan yang kurang memadai menjadi hambatan utama. Kekurangan ruang kelas yang memadai, kurangnya perpustakaan, fasilitas laboratorium, dan sarana pendukung lainnya menghambat proses pembelajaran yang efektif. Hal ini mempengaruhi motivasi belajar siswa dan kualitas pendidikan yang diterima. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya pemerataan pendidikan adalah banyak guru terbaik cenderung berkonsentrasi di daerah perkotaan yang menawarkan lebih banyak kesempatan dan fasilitas. Akibatnya, anak-anak di daerah terpencil menghadapi kurangnya akses ke pengajaran berkualitas dan dukungan pendidikan yang memadai. Kualitas pengajaran juga akan berdampak pada kualitas siswa didiknya.
Seandainya negara mampu mengoptimalkan anggaran belanja negara maka masalah defisit anggaran negara dapat diatasi, pembelanjaan negara dapat dingkatkan, pembangunan nasional, serta strategi dan upaya untuk kesejahteraan masyarakat, agar manfaat penerimaan pajak dapat dirasakan masyarakat untuk pembangunan infrastruktur, dan keterjangkauan pendidikan. Bercermin pada masa khilafah, infrastruktur merupakan hak warga negara yang wajib disediakan negara. Dalam kaidah syara pun dijelaskan bahwasanya sistem pemerintahan bertanggung jawab untuk mengurus seluruh urusan rakyat yang menunjang aktivitasnya. Rasulullah bersabda, “Imam [kepala negara] laksana penggembala, hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap urusan rakyatnya).” (HR.Bukhari dan Muslim)
Beberapa bukti sejarah Islam yang begitu perhatian terhadap infrastruktur pendidikan yaitu pada masa Dinasti Abbasiyah, pada masa Khalifah Al-Muntansir Billah (1226 M – 1242 M). Saat itu dibangun Universitas Al-Mustansiriyah di Baghdad. Perguruan tinggi ini tidak hanya fokus pada satu studi saja tetapi memiliki sekaligus empat bidang studi, antara lain ilmu Al-Qur’an, biografi Nabi Muhammad, ilmu kedokteran, serta matematika. Universitas ini juga dilengkapi oleh perpustakaan yang mendapat sumbangan buku sebanyak 80 ribu eksemplar yang diangkut oleh 150 unta.
Pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, yakni pada masa Khalifah Utsman bin Affan, kualitas hidup umat Muslim diperhatikan melalui pendidikan. Beliau mendirikan sekolah-sekolah dan mempekerjakan guru-guru yang berkualitas. Beliau menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan umat Muslim. Selain membangun sistem pendidikan yang baik, Utsman bin Affan juga memperhatikan infrastruktur pendidikan. Pada masanya, beliau membangun gedung-gedung sekolah yang representatif dan nyaman bagi para siswa. Utsman bin Affan juga memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, seperti memperbaiki jalan menuju sekolah dan menyediakan fasilitas yang memadai.
Dengan adanya sekolah-sekolah yang memiliki infrasturktur baik, tak ayal umat Muslim dapat belajar agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sungguh ideal dan unggul sistem pendidikan serta infrastruktur pendidikan di masa Khilafah sehingga sulit dibandingkan dengan sistem yang ada sekarang. Ketimpangan terjadi diberbagai sektor berdampak pada kesejahteraan yang asing dirasakan oleh rakyat. Dengan demikian, tegaknya sistem Islam makin membuat umat merindu Khilafah.
[LM/nr]