Khilafah Menggema, Rezim Makin Panik
Oleh: Sri Retno Ningrum
LenSaMediaNews– Kata khilafah sering didengar oleh masyarakat muslim di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Ibarat air yang mengalir dari dataran rendah menuju dataran tinggi. Begitulah khilafah.
Sistem pemerintahan Islam / khilafah pernah berjaya lebih dari 13 abad tahun lalu seolah semakin dekat untuk kembali hadir di tengah-tengah umat. Namun, masih ada sebagian umat yang belum paham, apa itu khilafah?
Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim diseluruh dunia. khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi.
Di Indonesia banyak dari elite politik dan penguasa menilai bahwa kehadiran khilafah akan mengganti NKRI, memecah-belah umat, bersikap zalim pada non muslim dsb. Di antaranya adalah Mentri Pertahanan (Ryamizard Ryacudu) meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan paham khilafah. Paham itu telah masuk ke ranah pendidikan.
“Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi pancasila. Ini datang untuk merusak, sudah berjalan di sekolah dan universitas,” kata Ryamizard di gedung A.H Nasution, Kementrian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, 08 mei 2019. Menhan menegaskan pemahaman khilafah sangat bertentangan dengan norma yang terkandung dalam pancasila.
“Pancasila ini harus dilestarikan. Kita tidak bisa biarkan mindset pelajar nantinya berubah, 20-30 tahun lagi, kalau berjalan seperti ini hancur Indonesia, perang.” ujar Ryamizard.(Medcom.id 08/05/2019).
Pernyataan tersebut, tentu sangat disesalkan dan bentuk kepanikan rezim. Khilafah adalah ajaran islam tentang kepemimpinan dan pemerintahan. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan adanya pemimpin. Islam sebagai dien kamil syamil, agama yang sempurna dan menyeluruh, juga mengatur tentang kepemimpinan. Dalam kitah-kitab fiqih kadang di sebut Bab al-khilafah, Bab al-imamah, atau Bab al-imarah. Di situ dibahas berbagai ketentuan syariah seperti kepemimpinan, seperti tentang syarat pemimpin, mekanisme pengangkatan dan pemberhentiannya, tugas-tugas pemimpin, hukum yang dijalankan, struktur pemerintahan dan lain-lain (sumber: media umat edisi 240, 5 – 18 april 2019)
Sejarah mencatat bahwa khilafah berjasa di nusantara. Dalam kerja sama ekonomi politik, pada tahun 1563, saat Aceh terancam oleh ekspansi Portugis, penguasa muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan logistik; sekali pun konon hanya satu atau dua kapal tiba di Aceh. Tetapi itu sudah diakui kebenaran sejarahnya. (media umat edisi 240, 05-18 april 2019)
Kita sebagai muslim, tidak perlu panik dengan khilafah. Dan sungguh hadirnya khilafah adalah janji Allah SWT.
Allah berfirman dalam surah an-Nur ayat 55 artinya:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.”
Sudah saatnya, umat sadar bahwa kepanikan-kepanikan rezim sekarang ini adalah pesanan dari kafir penjajah yang “Islamphobia” dan sengaja dihembuskan kepada umat islam di seluruh dunia. Mereka tidak ingin hegemoni kapitalisme yang berkuasa atas negeri-negeri muslim berakhir. Meskipun demikian kehadiran khilafah tidak bisa dicegah bila Allah sudah menghendakinya.
Wallahu’alam Bisshowab
[EL/Fa]