Negara Adidaya Bernama Daulah Khilafah Islamiyah
Oleh : Ika Nur Wahyuni
Ukraina merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet yang memerdekakan diri pada 24 Agustus 1991. Menyatakan diri menjadi negara netral meski masih memiliki hubungan terbatas baik dengan Rusia maupun dengan negara lain yang tergabung dalam Federasi Rusia bekas Uni Soviet. Di tahun 1994, inilah pertama kali Ukraina terlibat konflik dengan Rusia.
Penyebabnya tidak lain karena negara tersebut melakukan kerjasama dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang digawangi oleh Amerika Serikat (AS) yang merupakan musuh besar Rusia selama Perang Dingin berlangsung. Ditambah lagi sejak aneksasi Rusia atas Krimea di tahun 2014 yang lalu. (Sindonews.com, 7/3/2022)
Puncaknya terjadi ketika kebijakan pemimpin terkini Ukraina, Volodymyr Zelensky yang semakin dekat ke Barat bahkan menjadi bagian dari NATO. Pada tanggal 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan “operasi militer” dengan melakukan sejumlah serangan ke beberapa kota di Ukraina seperti Kyiv, Kharkiv, Odessa, dan Mariupol.
Barat (Uni Eropa) menyebutnya invasi sedangkan AS dan Sekutunya menyebut Rusia melanggar kedaulatan negara lain. Seolah tak peduli, Rusia terus melancarkan serangannya ke Ukraina. Perkumpulan Badan Dunia (PBB) mencatat 1335 warga sipil menjadi korban. Sebanyak 474 orang tewas dan 861 lainnya terluka. Jumlah pengungsi akibat krisis ini menembus angka 2 juta orang.
Putin menyatakan akan menghentikan operasi militernya jika tuntutan Moskow dipenuhi. Beberapa tuntutan Rusia seperti keluarnya Ukraina dari keanggotaan NATO dan mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia. Dan tentunya Rusia mengharapkan Ukraina tidak melakukan perlawanan sedikitpun. (Liputan6.com, 10/3/2022)
Ukraina memiliki wilayah terbesar kedua di Eropa setelah Rusia. Posisinya ada di Eropa Timur bagian tengah, bersisian dengan Laut Hitam dan Laut Auoz serta beberapa negara Eropa Timur seperti Polandia, Slovakia, Hongaria, Belarusia, Rumania, dan Moldova. Bagi Rusia, Ukraina merupakan benteng/garis merah sekaligus teras depan yang bisa melindungi dari Uni Eropa dan NATO (AS).
Saat masih tergabung dalam Uni Soviet, Ukraina menjadi gudang penyimpanan senjata nuklir terbesar. Selain itu negara ini memiliki kekayaan yang melimpah dan menjadi jalur pipa gas ke Eropa. Inilah mengapa Ukraina menjadi rebutan bagi negara-negara adidaya, Amerika dengan Uni Eropa dan Rusia berambisi mempertahankan pengaruhnya karena Ukraina sebagai salah satu jalur sutra sekutu politik dan ekonominya yaitu China.
Bukan hanya Ukraina tapi konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, dan Asia Tenggara yang notabene negeri-negeri Muslim selalu melibatkan negara adidaya dari masa ke masa. Negara adidaya ini berusaha mempengaruhi dunia dengan berbagai macam perundang-undangan internasional dan mengikat perjanjian-perjanjian yang menguntungkan mereka.
Meski dalihnya kesetaraan pada faktanya lebih sebagai budak jajahan yang mengabdi pada kepentingan politik-ekonomi negara-negara adidaya. Bahkan para pemimpin Muslim dengan sukarela menjadi perpanjangan tangan dari negara adidaya yang berkuasa dan tak segan menindas rakyatnya.
Pada akhirnya suara para pemimpin negeri-negeri Muslim hanya bisa memberikan kecaman atau sebagai duta perdamaian yang tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kezaliman yang terjadi karena konflik kepentingan para negara adidaya yang berkuasa. Karena sesungguhnya mereka tak lain hanya penguasa boneka.
Lemahnya politik global umat Islam saat ini akibat dari ditinggalkannya Islam sebagai ideologi. Umat Islam lebih memilih ideologi kapitalisme yang jelas-jelas rusak dan merusak. Melahirkan prinsip wathaniyah (kebangsaan) yang mengakibatkan hilangnya al ukhuwatul islamiyah (persaudaraan muslim). Sehingga umat Islam terpecah menjadi negara-negara kecil yang lemah dan mudah diadu domba.
Bukan lagi meminta bantuan dan perlindungan kepada PBB, AS, atau Uni Eropa ketika negera-negara lemah mengalami masa-masa sulit tapi hanya kepada negara adidaya bernama Daulah Khilafah Islamiyah. Negara pengayom dan pelindung kaum tertindas. Dengan metode kenabian akan menjadi suara dan perisai baik muslim maupun non muslim yang teraniaya serta menjadi mimpi buruk para tirani.
Negara kuat yang merupakan representasi dari umat Islam dan berpengaruh secara signifikan terhadap konstelasi politik internasional. Sebuah negara berdasarkan akidah Islam, memiliki prinsip al ukhuwatul islamiyah, tidak tersekat oleh ikatan kebangsaan. Mencampakkan ideologi kapitalisme, menerapkan syariat dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.
“Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu bagaikan perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengan dirinya. “ (HR. Muslim)
[IF]