Waspadai Ancaman Pendidikan Sekulerisasi Moderasi Beragama

Oleh: Tri Puji Astuti

Membangun agama dengan mengubah pemaknaan agama dengan diksi atau sampel. Menteri Pendidikan dalam acara “Malam Peluncuran Moderasi Beragama” menyatakan tengah merancang kurikulum moderasi untuk menghapus intoleransi. Menurutnya intoleransi adalah permasalahan nomor satu dalam pendidikan. Moderasi beragama masuk menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 dan mendapatkan alokasi dana sebesar 3,2 triliun, kabarnya angka ini naik delapan kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 400 milyar.

Dunia Pendidikan adalah salah satu alat yang bisa dipakai mencapai tujuan tersebut. Oleh karenanya frasa agama harus dihilangkan karena akan menghalangi terciptanya generasi moderat. Tentu ini akan melahirkan generasi yang tidak lagi menganggap agama sebagai dasar dalam berpikir dan berperilaku tetapi menjadikan norma budaya sebagai pijakannya.

Dikutip dari Mudanews.com, sejatinya dosa utama pendidikan kita adalah miskin pengetahuan dan pemahaman beragama. minim waktu untuk penanaman nilai-nilai agama. Semakin dalam memahami agama dipastikan semakin toleran dalam beragama. Jadi prioritas sebenarnya bukan kurikulum moderasi beragama tetapi peningkatan intensitas belajar agama.

Tujuan umum dari sistem Pendidikan yang seharusnya adalah; (1) membangun kepribadian Islam warga negara; (2) memastikan ketersediaan ulama/ mujtahid dan para ahli dalam berbagai disiplin ilmu yang akan menempatkan Negara sebagai pemimpin dunia.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut maka Negara harus menerapkan akidah Islam sebagai dasar pemikiran juga metode. Menteri Pendidikan menghargai selalu menghargai dan menjalankan agama serta pentingnya pelajaran agama di bangku sekolah. Tanpa dasar ini maka moderasi beragama untuk membasmi intoleransi akan bergeser menjadi keyakinan dan pelaksanaan keagamaan. Wallahu’alam bishowab .

 

[JIKA]

Please follow and like us:

Tentang Penulis