Islam Selamatkan Generasi dari Bahaya Industri Games
#Kajian Akhwat Bulanan
Indramayu__ Mendung di pagi hari Rabu, 24 April 2019, tak mencegah puluhan pasang kaki menapaki taman surga. Ruangan kafe disulap menjadi tempat kajian Islam. Siap dihangatkan oleh jiwa-jiwa yang tengah berproses dalam hijrah.
Agenda bulanan ini dipersembahkan oleh MT Sahabat Alquran, dengan tujuan menyampaikan pemahaman Islam kepada Muslimah Indramayu, khususnya yang berada di wilayah kota. Kali ini tema yang diangkat adalah: “Islam Selamatkan Generasi dari Bahaya Industri Games.”
Pada pukul 8.45 wib, MC membuka acara. Diawali dengan tilawah bersama surat Al Insan. Kesyahduan membawa fokus peserta. Setelahnya, pemateri mengambil alih forum.
Ustazah Wulan Rahayu Ningtyas, S.Si selaku pemateri, mengungkapkan keprihatinan akan fakta umum di kalangan orangtua. Dimana mereka, terutama kaum ibu, sengaja memfasilitasi anak-anak dengan game di dalam handphone (Hp) agar tenang dan diam, tidak mengganggu aktivitas ibunya. Memang dilematis, di satu sisi sang ibu saking sibuknya, tidak bisa diganggu dengan rengekan anak, jadilah permainan games di Hp, dipilih sebagai andalan. Meski di pihak lain, anak terancam kecanduan games.
Padahal sederet bahaya mengintai buah hati, jika sudah lengket dengan games, diantaranya: efek candu, emosional, sikap membangkang, berperangai kasar, tidak penurut, mental menjadi lemah, sulit bergaul, enggan berkomunikasi, individualais, menghilangkan empati, malas gerak, bahkan obesitas.
Sayangnya, ditengah dilema dan kebahayaan dari games di atas, pemerintah justru ingin mengembangkan industri games di Indonesia. Sebab digadang-gadang mampu mendongkrak ekonomi negara. Bukan hanya games aksi, tapi juga e-sport (games olahraga elektronik) hendak dikembangkan. Dalam rentang tahun 2017, perputarannya mencapai 11-12 triliyun, pertahun tumbuh 35 persen. Untuk itulah pemerintah terus menggencarkan proyek infrastruktur langit, seperti Palapa Ring, untuk memfasilitasi industri games.
Ditambah lagi Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) berencana memasukkan e-sport ke dalam kurikulum pendidikan untuk mengakomodasi bakat-bakat muda.
Ustazah Wulan menyampaikan, sebenarnya hal ini berpangkal dari sistem kapitalis saat ini. Untung besar menjadi fokus utama, meski akan jatuh banyak korban. Atau bahkan kerusakan generasi jadi taruhan. Sangat berkebalikan dengan konsep Islam yang diterapkan oleh negara Islam (baca: Khilafah).
Islam memandang generasi muda adalah aset bangsa yang perlu dijaga. Melalui pendidikan, negara akan memberlakukan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam dengan outputnya berupa manusia-manusia berkepribadian islam, dimana pola pikir dan pola sikapnya adalah Islam.
Dalam negara Khilafah, kurikulum pendidikan Islam ini akan ditopang oleh sistem kehidupan lainnya, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem persanksian dsb. Sehingga apa yang sudah melekat dari hasil pendidikan Islam tidak pudar atau surut. Sebaliknya, kian menguatkan kesalihan. Kokoh keimanannya, teguh ketaatannya, serta patuh kepada kuhum syara. Hidupnya produktif, tidak hanya senang-senang semata. Maka tak aneh jika dahulu selama berabad-abad, Islam telah melahirkan banyak sekali ilmuan. Mereka adalah generasi yang terdidik dengan Islam. Paham orientasi hidupnya adalah sebagai khalifah fil ardh (pemimpin di muka bumi). Tak ada waktu bagi hiburan yang melenakan. Tak ingin menyia-nyiakan waktu dengan perkara mubah. Mereka selalu berpikir karya apa lagi yang mampu dicetak untuk kemaslahatan umat.
Tidak seperti generasi saat ini yang terlahir dari sistem kapitalis-liberalis, yang besar hasrat duniawinya dan padam dari visi akhirat. Untuk itu, pemateri menghimbau para peserta untuk terus menyerukan sistem Islam, agar warga Indramayu mampu memahami cara untuk menyelamatkan generasi. Khususnya dari ancaman industri games. Tentu dengan kembali pada penerapan Islam secara kaffah oleh Khilafah.
Acara berlanjut menuju sesi tanya jawab. Dan pembagian doorprise. Tepat pukul 11.00 wib, acara ditutup dengan doa. [RA/WuD]
Oleh: Shafayasmin salsabila