Adopsi Boneka Arwah Menyalahi Fitrah

Mengawali tahun 2022, negeri ini dihebohkan dengan kehadiran boneka arwah. Disinyalir boneka ini memiliki arwah (roh) dari anak yang sudah meninggal, baik itu karena korban aborsi atau pembunuhan.

Meski harganya fantastis, tapi tidak menyurutkan orang untuk memilikinya. Faktanya, sejumlah publik figur telah mengadopsinya. Mereka menganggap boneka ini seperti anaknya sendiri, sehingga harus diperlakukan seperti halnya manusia, yakni diberi makan, minum, dan fasilitas lainnya. Konon katanya orang-orang yang mengadopsinya akan mendapatkan keberuntungan, merasa terlindungi, dan lebih bahagia karena mendapatkan teman bercerita.

Sebenarnya apa yang menjadi pendorong seseorang memelihara boneka dan menganggapnya sebagai anak? Secara alamiah, setiap manusia yang lahir ke dunia diberikan potensi naluri kasih sayang oleh Allah SWT. dan akan berusaha untuk memenuhinya. Adapun bentuk dari naluri tersebut yakni tumbuh rasa cinta pada anak-anak, orang tua, istri, binatang, atau menyukai lawan jenis. Sehingga ketika seseorang ingin menyalurkan potensi naluri kasih sayangnya dengan cara menyayangi anak-anak, tentu suatu hal yang wajar. Hanya saja, perlu diingat bahwa dalam pemenuhan naluri ini tidak boleh sembarangan, terlebih diserahkan kepada akal manusia semata tanpa adanya bimbingan dari Sang Pencipta. Hal ini karena akan mengantarkan mereka pada penyaluran yang keliru dan merusak (menyalahi) fitrahnya, bahkan hingga menjerumuskan pada kesesatan dan dosa besar, seperti halnya fenomena mengadopsi boneka arwah ini.

Oleh karena itu, agar pemenuhan naluri tersebut bisa sesuai fitrah manusia dan memberikan kepuasan hakiki, maka harus dikembalikan lagi pada aturan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Caranya yakni melalui jalur pernikahan. Dengan adanya pernikahan, manusia bisa melanjutkan keturunan, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 72.

Neneng Sri Wahyuningsih

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis