Stunting Berkurang 18%, Dukung dengan Kerja Bersama

Oleh:Ummu Aqilla MF, S.Pd
Lensa Media News – Data stunting di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan BKKBN tahun 2022 menyebutkan ada 21 juta keluarga berisiko stunting. Laman Paudpedia Kemdikbud turut menuliskan, data Studi Status Gizi Indonesia 2022 menemukan hanya Provinsi Bali saja yang mendapat kategor baik dibanding 34 provinsi lain di Indonesia. Pemerintah mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama berupaya mencegah dan mengatasi stunting (Tirto.id, 4/12/2023).
Dalam rangka menyambut seruan pemerintah diatas, maka pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Rapat Pra Rembug Stunting 2025 sebagai langkah strategis untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting menjadi 18% pada tahun 2025 ini.
“Penanganan stunting bukan sekadar menurunkan angka prevalensi, tetapi juga membangun kualitas sumber daya manusia yang unggul. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor lainnya menjadi kunci utama,” ujar Mawarni di Banjarbaru. Ia menambahkan bahwa sasaran utama dalam upaya ini adalah menciptakan keluarga yang sehat, cerdas, dan produktif. (Kalimantanlive.com, 27/02/2025).
Permasalahan stunting ini masih menjadi masalah yang diprioritaskan untuk ditangani dan diselesaikan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu yang diprogramkan oleh pemerintah untuk menangani masalah ststunting ini adalah dengan program pemberian makan siang gratis, susu gratis bagi ibu hamil dan anak-anak serta makanan tambahan lainnya.
Akan tetapi meskipun stunting ini mengalami penurunan melalui berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah di atas, namun bisa dibilang penurunannya masih belum signifikan dengan harapan.
Berbicara seputar stunting, sebenarnya kita akan berbicara tentang pengabaian aspek kemanusiaan dari sisi buruknya pemenuhan kebutuhan primer/mendasar hidup manusia, seperti makanan, pakaian dan perumahan. Ketiga kebutuhan primer/mendasar ini wajib dipenuhi, baik oleh individu, masyarakat dan negara yang harusnya menjamin terpenuhinya kebutuhan mendasar ini baik melalui penyediaan lapangan kerja, layanan kesehatan gratis atau bantuan secara langsung.
Namun, selama ini negara abai akan pemenuhan kebutuhan mendasar ini, karena semua diserahkan negara kepada keluarga atau individu masing-masing.
Sehingga berakibat masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, termasuk pada ibu hamil dan anak-anak. Dari sinilah awal mula timbullah masalah stunting.
Sebenarnya pemerintah sudah membuat perencanaan untuk menanggulangi penanganan stunting ini, namun faktanya yang telah dilakukan pemerintah malah menimbulkan problem baru, seperti tidak tepat sasaran, masyarakat jadi selalu mengharap bantuan dari pemerintah dan jadi lupa bahwa masalah pemenuhan kebutuhan mendasar ini adalah kewajiban kepala keluarga.
Untuk menyelesaikan stunting agar mencapai target berkurang 18% atau bahkan lebih besar dari itu maka dibutuhkan perubahan mendasar, sehingga harus dikaji ulang apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya stunting ini.
Negara yang menerapkan sistem kapitalisme terbukti telah gagal menurunkan stunting secara signifikan atau sesuai yang ditargetkan pertahun, hal ini dikarenakan setiap program kerja yang dibuat dijadikan proyek atau malah dijadikan ajang bisnis dengan mengharapkan adanya timbal balik (untung) yang harus didapat pemerintah dalam setiap programnya. Sehingga jadilah program penyelesaian masalah jadi setengah-setengah.
Dalam Islam, negara berkewajiban memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat orang perorang, tidak hanya soal pangan, akan tetapi sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan pun secara penuh akan diperhatikan negara. Hal ini tentu membutuhkan biaya yang besar, sehingga negara harus optimal juga dalam mengelola kekayaan negara seperti tambang, hutan dan sumber lainnya untuk pembiayaan ini.
Hanya dengan kerjasama semua pihak baik individu yang di dorong dengan keimanan yang kuat, masyarakat yang selalu melakukan kontol jika ada kekeliruan terhadap jalannya program kerja pemerintah dan negara yang akan menerapan syariat Islam secara keseluruhanlah sehingga akan terselesaikan masalah stunting ini secara serius dan sistemis. Wallahu ‘alam.
[LM/nr]