Kesehatan Mental Generasi, Tanggung Jawab Siapa?


Oleh : Iltijam Rihadatul Aisy Syarifah

 

 

Lensamedianews.com__ Isu kesehatan mental kini menjadi bahasan ramai semenjak beberapa tahun belakangan. Banyaknya narasi yang menguak di berbagai sosial media menjadikan generasi khususnya Gen Z lebih melek terhadap permasalahan yang dikatakan serius. Generasi emas yang tak henti digadang-gadang terwujud pada tahun 2045 membuat mustahil bisa terealisasi dengan karakter generasi yang mengenaskan ini.

 

Hal ini tak aneh apabila negara menggunakan sistem kapitalisme, yang membawa prinsip segala sesuatu atau perbuatan secara sadar berasaskan manfaat. Lahirnya sekularisme (terpisahnya antara ranah agama dan kehidupan) dan juga liberalisme (kebebasan) membawa dampak nyata bagi generasi. Generasi semakin jauh tenggelam di kubangan pikiran yang tidak mampu memahami makna hidup, sehingga problematika yang dialami tidak bisa terselesaikan dengan sempurna. Pokok kehidupan yang mereka jalani mengikuti arus kapitalisme sekuler, tekanan yang menuntut mereka tanpa akhir. Kesehatan mental menjadi isu yang laris manis karena menyuapi kelelahan mereka dalam menyesuaikan ritme hidup.

 

Negara tidak bisa menyelesaikan persoalan generasi kecuali dengan mengubah penerapan sistem kapitalisme menjadi sistem yang hakiki. Dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk bisa memfasilitasi dan menjamin kehidupan rakyat. Negaralah yang bertugas melayani rakyat, bukan sebaliknya. Dengan fasilitas dan jaminan yang memadai, generasi emas tidak lagi menjadi wacana semata. Kesehatan mental tidak lagi menjadi bahasan apalagi persoalan, karena semua problematika terjawab dalam Islam tanpa terkecuali.

 

Hal ini dikarenakan penguasa tahu betul bahwa kewajiban untuk memastikan kesejahteraan rakyat ada di tangan mereka. Tidak akan ada nafsu yang tanpa akhir yang bersiap meraup segala milik rakyat, karena pertanggungjawaban di hadapan Yang Mahakuasa lebih membuat mereka khawatir dan lebih berhati-hati.

Please follow and like us:

Tentang Penulis