Jelang Ramadan, Harga Beras Berpotensi Naik

Oleh : Zahra Kamila
(Pengajar dan Aktivis Dakwah)
Lensa Media News – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras mengalami kenaikan pada bulan Januari 2025. Sehingga terjadi inflasi beras baik ditingkat grosir maupun eceran. Rata-rata harga beras pada bulan Januari 2025 naik sebesar 0,92% secara bulanan. Inflasi beras ditingkat grosir tercatat 0,56%, dan ditingkat eceran inflasinya sebesar 0,36% (RRI.co.id, 03-02-2025).
Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis beras yang serius. Masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti keterlambatan masa panen, kurangnya pasokan dari daerah penghasil padi, dan kenaikan harga beras yang signifikan.
Beras merupakan komoditas utama dalam pertanian di Indonesia. Konsumsi beras oleh masyarakat di Indonesia sangat tinggi, bahkan lebih besar dari jumlah produksi beras. Penawaran dari permintaan merupakan salah satu faktor penyebab naik turunnya harga beras di Indonesia.
Penurunan produksi beras tersebut merupakan dampak dari kemarau panjang yang disebabkan El Nino. Dengan kondisi itu maka Indonesia mengalami defisit atau kekurangan pasokan beras.
Kelangkaan beras akan menyebabkan harga beras naik secara signifikan dan mendorong harga-harga komoditas lainnya ikut naik. Sehingga memicu terjadinya inflasi.
Kenaikan harga beras dapat memiliki dampak sosial ekonomi yang serius terutama pada kelompok masyarakat rentan. Beberapa dampak diantaranya adalah peningkatan biaya hidup, mengakibatkan kelaparan dan malnutrisi, dan menimbulkan ketidakstabilan sosial.
Kenaikan harga beras di Indonesia menimbulkan kekhawatiran dan keresahan masyarakat. Kenaikan harga beras ini berdampak langsung pada kondisi perekonomian masyarakat.
Masyarakat berpendapat bahwa mereka tidak ikhlas dengan kenaikan harga beras yang drastis, terutama dalam kondisi rakyat yang sedang susah. Masyarakat berharap harga beras yang tidak stabil ini harus ditangani dengan cepat oleh Pemerintah.
Masyarakat juga mengatakan bahwa harga beras yang terus naik akan memberatkan daya beli masyarakat dan berujung pada peningkatan inflasi dan kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Kenaikan harga pangan ini adalah karena diterapkan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis ini berkaitan erat dengan pemilik modal. Harga pasar sangat bergantung kualitas dan kebutuhan di pasar.
Jika jumlah ketersediaan barang di lapangan langka sementara permintaan tinggi akan berimbas pada penetapan harga. Inilah yang menyebabkan harga suatu barang bisa naik.
Di sisi lain karena ulah pemodal untuk menimbun barang bertujuan untuk menciptakan kenaikan harga suatu barang di tengah masyarakat seperti kenaikan harga beras sekarang.
Dalam sistem Islam, negara bertanggungjawab penuh atas kebutuhan pokok rakyatnya baik itu sandang, pangan dan papan. Kebutuhan dasar ini adalah kewajiban negara oleh penguasa kepada rakyat secara individu perindividu dengan adil dan merata.
Selain itu, pemerintah harus mengupayakan kestabilan perekonomian yang merupakan tonggak kesejahteraan masyarakat. Karena itu adalah bagian dari tugas penguasa kepada seluruh rakyatnya. Jangan sampai negara hanya sebagai regulator atau perpanjangan tangan dari para pemilik modal untuk meraih keuntungan. Tetapi negara harus ikut mengawasi keamanan transaksi yang dilakukan para pengusaha dan masyarakat sesuai dengan syariat Islam.
Inilah bentuk perlindungan serta tanggung jawab negara dalam mencukupi kebutuhan pokok rakyatnya dan menjaga amanah dari Allah SWT. Dengan demikian, hanya sistem perekonomian dalam Islam yang bisa menjadi landasan rakyat semuanya.
Untuk itu sudah jadi tugas kita sebagai umat Muslim khususnya seorang penguasa/pemimpin Muslim hendaknya menjadikan pemerintahan sesuai dengan syariat Islam. Agar tercipta kesejahteraan yang nyata.
Wallahu’alam bisshawabb
[LM/nr]