Ilusi Program MBG Mengatasi Stunting
LenSa MediaNews.Com–Program MBG sudah dimulai sejak tanggal 6 Januari 2025. Program yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut terus menjadi sorotan karena menuai berbagai kritik, mulai dari pendanaan, menu yang menuai pro kontra, kasus keracunan makanan karena makanan tidak diolah dengan baik dan benar, hingga jumlah peserta penerima MBG yang tidak sesuai sasaran, dan lain-lain.
Tujuan dari program MBG adalah untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting yang masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Visi awal program MBG memang baik, tetapi penguasa tampak gagal dalam pelaksanaan di lapangan, pelaksanaan cenderung ala kadarnya dan asal-asalan. Jangankan untuk mengurangi angka stunting, program ini justru menimbulkan berbagai polemik baru.
Indonesia menganut Sistem Demokrasi Kapitalisme. Dimana negara hanya bertindak sebagai regulator/fasilitator, pemimpin tidak mengurusi atau melayani rakyat sepenuh hati. Yang ada hanya asas manfaat dan materi. Jargon demokrasi dari, oleh, dan untuk rakyat hanya ilusi belaka. Hal ini terbukti dengan program MBG yang katanya untuk kepentingan rakyat ternyata mengandung kepentingan untuk keuntungan sekelompok orang saja. Sedangkan rakyat menjadi korban program populis, korban janji kampanye menjelang pilpres.
Dalam Sistem Islam, penguasa adalah raa’in (pengurus umat), negara bertanggung jawab dalam menangani gizi rakyatnya. Negara melibatkan para pakar dalam membuat kebijakan terkait gizi dan pencegahan stunting. Sistem Islam menetapkan bahwa pemenuhan gizi adalah tanggung jawab bersama. Tanggung jawab utama ada di pundak kepala keluarga dan ada peran negara untuk menjaminnya. Negara berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan bagi laki-laki yang baligh, memastikan seorang ayah harus bekerja mencari nafkah, memastikan setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan yang layak, memastikan ayah bisa memenuhi semua kebutuhan mulai dari sandang dan papan, dan memastikan tidak ada satu pun warga negara yang kelaparan.
Dengan sistem Islam, kebutuhan rakyat akan pangan bisa tercukupi dengan baik, kelaparan bisa terhindar, malnutrisi atau stunting dapat dicegah. Waallahualam bissawab. Lilik S. [LM/ry].
Sidoarjo