Layakkah  Siswa Dihukum Karena Telat Bayar SPP?

20250117_113649

Oleh : Henidya_BundFat

 

LenSa MediaNews.com, Sekolah adalah tempat generasi masa depan untuk menuntut ilmu. Harapan juga bagi para orang tua untuk putra putrinya mendapatkan ilmu secara layak. Dengan adanya guru sebagai pendamping juga sebagai pengganti orang tua, selama di sekolah.

 

Guru adalah mereka yang akan membimbing dan mengayomi anak didiknya. Mengajarkan perbuatan yang baik dan terpuji. Bukan justru memberi contoh perilaku atau sikap yang semena-mena terhadap anak didiknya, yang bisa menimbulkan rasa trauma dalam diri anak didik tersebut.

 

Seperti yang di beritakan beberapa waktu lalu di kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Seorang wali kelas SD Swasta Abdi Sukma telah menghukum siswanya dengan duduk di lantai karena belum melunasi SPP selama tiga bulan (beritasatu.com, 11-01-2025).

 

Sungguh miris, seharusnya peristiwa ini tidak terjadi. Bukankah pendidikan adalah hak setiap warga? Baik siswa yang kaya maupun yang miskin, yang cerdas maupun yang tidak, tanpa harus dibeda-bedakan. Seharusnya negara menjamin pendidikan setiap rakyatnya. Karena pendidikan adalah kebutuhan pokok setiap warga negara yang harus disediakan oleh negara secara murah, mudah bahkan gratis.

 

Namun, jaminan tersebut tak dirasakan oleh seluruh warga negara. Mereka yang terkategori keluarga miskin tak dapat mengenyam pendidikan secara layak. Terbukti dengan adanya berita tersebut. Warga miskin dipandang sebagai warga tertinggal dan kekurangan, yang patut untuk diperlakukan semena-mena bagaimanapun caranya. Hal ini terjadi karena standar hidup manusia diukur dari materi dan kedudukan.

 

Standar hidup ini adalah buah dari penerapan Sistem Kapitalisme yang diemban negara. Pendidikan di negeri ini dijadikan alat untuk mencari keuntungan. Terbukti dari terlihatnya kesenjangan sosial antara pendidikan si kaya dan si miskin.

 

Bagi mereka yang memiliki harta berlimpah, dapat menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang terbaik. Berbeda dengan si miskin, untuk memperoleh pendidikan gratis dan berkualitas, kenyataannya sangatlah sulit. Jangankan pendidikan gratis, adanya kenaikan pajak yang semakin tinggi, membuat rakyat semakin tercekik.

 

Bagaiman bisa mewujudkan generasi yang berkualitas, jika hari ini masih banyak generasi yang tidak mampu bersekolah karena kesulitan ekonomi. Untuk biaya kehidupan sehari-hari yang semakin mahal para orang tua harus berpikir keras, karena minimnya lapangan pekerjaan, penghasilan yang tidak setara dengan pengeluaran.

 

Sehingga untuk membiayai sekolah anaknya saja, dirasa sangatlah sulit. Selama sistem kapitalisme masih menjadi landasan pendidikan, maka masalah pendidikan akan tetap berurat dan berakar. Generasi masa depan pun jauh dari harapan.

 

Berbeda dengan sistem Islam yang menjadi landasan pendidikan, di mana negara Islam yang akan menjadi pengelola dan penyelenggara secara langsung. Negara menyediakan layanan gratis untuk pendidikan bagi semua warga negaranya. Semua diperlakukan sama, baik yang kaya maupun miskin, yang cerdas maupun kurang. Maka satu-satunya harapan hanya pada Islam, karena aturannya berasal dari Allah Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan, sehingga pasti bisa menyelesaikan seluruh permasalahan. Karena Pencipta Dialah Zat Yang Maha Tahu apa yang dibutuhkan makhluknya, tahu yang terbaik bagi ciptaan-Nya.

 

Di dalam negara Islam, di jamin tidak ada seorang siswa putus sekolah karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan. Semua biaya pendidikan, guru yang berkualitas serta peralatan pendukung pendidikan akan ditanggung dan dijamin oleh negara.

 

Islam mampu mewujudkan ini semua karena mempunyai sumber pendanaan yang banyak. Sumber tersebut diambil dari Milkiyyah Ammah atau pos kepemilikan umum di Baitulmal. Dengan adanya layanan ini tidak akan ada lagi siswa yang dihukum karena keterlambatan membayar biaya sekolah.

 

Sudah waktunya Sistem Islam menjadi solusi permasalahan pendidikan bahkan seluruh permasalahan kehidupan. Sehingga terwujud peradaban yang mulia yang memperhatikan pendidikan dan kesejahteraan warga negaranya, baik muslim maupun non-muslim. Wallahu alam bishowab. [ LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis