Kenaikan PPN , Haruskah?
LenSa MediaNews.Com, Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen per Januari 2025 sah di berlakukan. Awalnya kenaikan pajak dinyatakan hanya untuk barang mewah. Tetapi pada faktanya, tidaklah demikian. Beberapa item yang mengalami kenaikan seperti membuat rumah sendiri, membeli kendaraan bekas, jasa asuransi, dan agen wisata.
Narasi yang disampaikan berkebalikan dengan kenyataan. Tetapi masyarakat terpaksa menerima kenaikan tersebut. Apalah daya rakyat biasa, tak punya kuasa apa-apa.
Kenaikan PPN ini akan sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat kalangan menengah dan bawah. Kalangan menengah dan bawah mendominasi jumlah penduduk negeri ini. Tentu akan semakin menurunkan jumlah kalangan menengah ke kalangan bawah.
Apakah tepat kebijakan kenaikan PPN dilakukan? Apakah Pemerintah tidak bisa mengambil pajak dari orang kaya saja? Atau mungkin bisa mencari sumber pendapatan lain yang memungkinkan. Sehingga rakyat tidak terbebani dengan pajak yang melambung tinggi.
Pajak yang melambung tinggi merupakan ciri khas sebuah negara yang menerapkan sistem demokrasi. Demokrasi yang menjadikan rakyat sebagai sumber kedaulatan, ternyata hanya ilusi. Demokrasi nyatanya menjadikan kapitalis sebagai pemilik kuasa.
Berharap nihilnya pajak dalam sistem sekuler kapitalis bagaikan pungguk merindukan bulan. Kapitalisme yang asasnya sekuler menjadikan pajak sebagai sumbernya pendapatan utama negara. Berbeda dengan Islam, pajak dijadikan pilihan terakhir dalam pendanaan negara.
Negara berdasar syariat Islam akan mencari sumber pendanaan dari harta yang halal, seperti fa’i, ghanimah, kharaj, harta ghulul, harta orang yang murtad, dan kepemilikan umum. Pendanaan dari pajak akan dipungut jika kas negara (Baitulmal) defisit. Pajak hanya dipungut dari orang kaya. Bukan semua masyarakat. Jika dana sudah tercukupi, maka pajak akan dihentikan.
Begitulah mekanisme pungutan pajak dalam Islam. Pajak dalam Islam tidak membuat masyarakat sengsara. Dengan penerapan Islam kafah, bukan hanya mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Tetapi masyarakat yang mendapat keberkahan di sisi Allah SWT. Putri Ira. [ LM/ry ].