Childfree Meningkat, Kebutuhan Hidup Sulit?
Oleh : Apriani Makmurjaya
LenSa Media News_Surat Pembaca_ 71.000 perempuan Indonesia memilih untuk childfree dan tentunya jumlah ini semakin meningkat dari sebelumnya. Pembahasan mengenai childfree menjadi topik perbincangan yang hangat di media sosial.
Menanggapi hal tersebut Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Veronica Tan ia mengungkap “Perempuan yang memilih untuk childfree datang dari level pendidikan yang tinggi dan memahami pentingnya kesiapan diri sebelum memiliki keturunan. Mereka mengerti kalau anak itu sebuah beban, kalau kita sebagai orangtua tidak memberikan kualitas hidup terbaik,’’ ujarnya. (Kompas.com, 14-11-2024).
Childfree ialah salah satu keputusan pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak punya anak. Salah satu penyebabnya karena masalah tekanan ekonomi dan mempunyai cara pandang yang salah terhadap tujuan menikah. Ada beberapa hal yang dikhawatirkan mulai dari memikirkan kebutuhan anak dan mengkhawatirkan kehidupan anak di masa depan.
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang subur dan berlimpah, namun kesejahteraan ekonomi belum dirasakan oleh kalangan masyarakat. Tentu ini karena diterapkannya sistem ekonomi kapitalis. Sistem inilah yang menguasai sumber daya alam yang ada di Indonesia, kekayaan alam dikuasi oleh pemilik modal. Akibatnya masyarakat kecil hanya diangkat sebagai pekerja dan hasilnya tidak dapat menjamin kehidupan yang harus dipenuhi. Sehingga sulitnya keadaan ekonomi tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memiliki keturunan. Sehingga anak dianggap sebagai beban yang harus dipenuhi kebutuhannya.
Islam Punya Cara Pandang Berbeda dengan Dunia Kapitalis saat ini
Dalam Islam kesejahteraan dijamin oleh negara, mulai dari menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang tua dan mendapatkan penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Islam menolak ide childfree, karena bertentangan dengan aqidah Islam. Dalam Islam tujuan dari menikah adalah melahirkan generasi-generasi yang tangguh untuk peradaban Islam.
Islam juga mengatur sisi pendidikan yang mengatur kuatnya akidah Islam. Sehingga pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan syari’at Islam, pemikiran yang sesat dan menyesatkan tidak akan diadopsi oleh kaum muslim.
(LM/SN)