Bukan Sekadar Bedah Rumah

Oleh: Nuri Handayani

aktivis muslimah

 

LenSa Media News.com, Tempat tinggal (rumah) hunian merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Rumah yang bagus dan nyaman juga menjadi impian setiap orang yang sudah berkeluarga sehingga menjadi tempat khusus bagi keluarga.

 

Ini juga menjadi salah satu syarat menilai seseorang mampu atau tidak dengan mereka memiliki rumah yang baik dan layak. Tidak perduli penghasilan kepala keluarga itu cukup atau tidak. Ketika sudah memiliki rumah dipastikan orang tersebut termasuk mampu.

 

Namun saat ini,  untuk mencapai dan memiliki hunian impian itu tidak mudah. Di lihat dari sulit nya lapangan pekerjaan serta minimnya gaji yang dihasilkan akan sulit mengumpulkan tabungan untuk membeli rumah. Belum lagi bahan bangunan yang mahal dan harga tanah bervariasi, membuat masyarakat sulit untuk memiliki rumah yang baik dan layak.

 

Akar masalah dari setiap kesulitan yang di rasakan masyarakat tidak lain karna sistem yang di terapkan adalah buatan manusia yaitu kapitalisme. Dimana tolak ukur perbuatan adalah materi dan manfaat. Mirisnya,  kita tinggal di negara yang sangat melimpah kekayaan alamnya , mulai dari batu, pasir, kayu serta masih banyak lagi sumber alam yang dapat kita nikmati. Malah kita merasakan betapa mahalnya semua kebutuhan kita.

 

Lalu munculah pertanyaan, sebenarnya tanggung jawab siapakah hunian/ rumah bagi setiap keluarga? Sudah banyak bantuan yang digelontorkan dengan tujuan ingin mengentaskan angka kemiskinan. Seperti yang terjadi di desa Telagasari dusun IV kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang, seorang warganya,  Marini (42) buruh lepas,  mendapatkan bantuan bedah rumah dari program swadaya bedah rumah arisan Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan).

 

Di hadiri oleh camat Sunggal Deli Serdang.  Danang Purnama Yuda SS . TP. MAP. bersama kepala desa Telagasari IPO Billy Sibuea. Dan di saksikan beberapa kepala desa lainnya, melakukan peletakan batu pertama bedah rumah tidak layak huni menjadi layak huni.

 

Danang Purnama Yuda juga mengatakan bahwa Muspika dan 18 kepala desa yang ada di Sunggal berkomitmen membantu warga untuk membangun rumah layak huni. Bantuan bedah rumah ini adalah bukti nyata kehadiran Muspika di tengah masyarakat (mediawartatipokor.com, 15-11-2024).

 

Namun kembali lagi, apakah bantuan itu solusi tuntas mengentaskan angka kemiskinan? Faktanya tidak semua mendapatkan bantuan tersebut. Harus ada syarat dn karakteristik yang harus di penuhi untuk mendapatkannya. Bahkan bisa jadi bantuan yang turun menjadi sasaran empuk para koruptor dan mengakibatkan kecemburuan sosial bagi masyarakat yang dapat dengan yang tidak mendapat kan bantuan tersebut.

 

Bukan itu yang di butuhkan masyarakat, namun lapangan pekerjaan dan terjangkaunya bahan-bahan pokok, pendidikan dan kesehatan yang tidak di bisniskan dan kebutuhan lainnya.  Sehingga masyarakat merasakan ada pengurusan negara.

 

Sandang, Pangan dan Papan dalam Islam

 

Berbeda dengan kapitalis, Islam mengatur seluruh aktivitas manusia  agar manusia tidak tersesat dan keberkahan Allah turun dari langit dan bumi. Dalam Islam,  kebutuhan dasar manusia (sandang, pangan dan papan) menjadi tanggung jawab negara sehingga rakyatnya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus kesulitan.

 

Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,” Imam atau khalifah atau  kepala negara adalah pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

 

Di antaranya  , negara menetapkan mekanisme membuka banyak lapangan pekerjaan, membolehkan masyarakat mengelola tanah yang tidak terpakai selama 3 tahun bahkan di hibahkan.

 

Kesimpulannya, solusi tuntas untuk menghilangkan angka kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat tidak lain hanyalah dengan menerapkan Islam secara kafah bukan yang lain. Mari kita perjuangkan bersama sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT. Wallahualam bissawab. [ LM/ry ].

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis