Zionis Menggila, Tanpa Khilafah Kita Merana
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
Aktivis Muslimah Aceh
LenSaMediaNews_Opini_Zionia makin menjadi kalap, setelah menyerang Gaza hampir setahun lamanya dengan kehancuran yang hampir merata. Kini mulai beralih ke negara tetangganya yang dianggap pro kepada palestina. ‘Siapapun itu, jika dia berani mengangkat senjata untuk membela Palestina, maka bersiaplah untuk dihantam oleh rudalnya Zionis,’ mungkin begitulah anggapannya.
Kaum Zionis menyerang lebih dari 800 target di Lebanon pada Senin, termasuk ibu kota Beirut, yang menyebabkan ribuan orang mengungsi. Iron Dome Zionis mencegat roket dari Lebanon pada Senin malam. Namun, kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah tetap ada.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan kepada jurnalis di Gedung Putih, bahwa Amerika Serikat bekerja sama dengan mitranya di kawasan tersebut (VoaIndonesia.com, 25-09-2024).
Arogansi Zionis makin kuat karena diamnya negara-negara di dunia termasuk penguasa negeri muslim, sehingga serangan makin massif dan merajalela. Solusi atas penjajahan Palestina tak mungkin berharap pada negeri-negeri muslim apalagi kelompok milisi termasuk Libanon.
Adanya sekat-sekat nasionalisme membuat persaudaraan Islam tidak terwujud dan negeri muslim mencukupkan hanya dalam retorika dan hanya sedikit senjata, meski sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang ditunjukkan. Harus ada seorang pemimpin yang berani bersuara lantang untuk melawan penjajahan zionis.
Karena muslim Palestina sejatinya membutuhkan kehadiran pasukan muslim dari negeri-negeri muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi. Kehadiran tentara muslim hanya akan terwujud ketika mereka memiliki kesadaran akan tanggungjawabnya membela muslim Palestina. Namun hal itu tidak akan pernah terjadi jika masih bertahan dengan sistem ini.
Tentunya harus kita sadari dulu apapun solusi yang diberikan saat ini, tidak akan mampu membebaskan palestina dari penjajahan. Karena selama kita masih berada dalam sistem ini yang menjadi dalang pemisahan agama dan kehidupan, juga memanfaatkan kelemahan menjadi keutungan bagi negara adikuasa. Merekalah yang bekerja dibalik genosida yang terjadi selama setahun ini.
Maka Umat harus menyeru para tentara kaum muslim untuk mengangkat senjatanya membela saudara se-akidahnya yang telah teraniaya selama bertahun-tahun. Kita tak lagi bisa berdiam diri, dengan hanya mengutuk dan berdoa, namun dibutuhkan usaha untuk menolong mereka secara real. Yang selama ini belum pernah bisa kita lakukan untuk mereka yang bertahan melindungi al-Aqsa bagi kaum muslimin.
Secara jangka panjang, umat membutuhkan khilafah yang berperan sebagai junnah yang akan menyelamatkan muslim yang tertindas dan terjajah. Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu, bahwa Nabi Muhammad –sallallahu alaihi wasallam– bersabda,
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Muttafaqun ’Alayh dll.)
Tegaknya Khilafah harus diperjuangkan oleh semua muslim. Oleh karena itu penting membangun kesadaran mereka bahwa masalah Palestina adalah eksistensi entitas Zionis, yang hanya dapat dilawan dengan tegaknya Khilafah. Maka kaum muslim harus bersatu dibawah komando sang Khalifah untuk memerangi Zionis yang semakin merajalela.
Sudah saatnya kita bangkit dan melawan, bukan hanya sekedar melakukan boikot lagi. Menumbangkan sistem kapitalis ini dan menggantinya dengan sistem terbaik yang datang dari Sang Khaliq, yaitu sistem Islam. Dengan seperangkat aturan yang tak akan pernah merugikan umat yang berasal dari Al-Qur’an dan As-sunnah. Yang membawa berkah dengan Rahmatan lil a’lamin di bumi.
Wallahu ’alam
(LM/SN)