Tercorengnya Pendidikan di Pesantren
Oleh: Zhiya Kelana, S.Kom
Aktivis Muslimah Aceh
LenSaMediaNews.com__Kesal, mungkin itulah yang dirasakan oleh istri pemimpin dayah di salah satu wilayah Aceh yakni Meulaboh. Setelah berkali-kali mencoba menasehati seorang remaja yang selalu kedapatan menghisap rokok dilingkungan pesantren. Yang akhirnya membuatnya tak lagi bisa menahan amarah sehingga dengan tega menyirami air cabai yang akan dia gunakan untuk membuat bakso. Rasa panas memenuhi seluruh tubuh santri tersebut, hingga dia masuk ke dalam bak untuk meringankan gejala panas yang dialami tubuhnya.
Polres Aceh Barat telah resmi menahan NN (40), seorang terduga pelaku penyiraman air cabai kepada santrinya yang berusia 13 tahun di sebuah dayah atau pesantren di Kecamatan Pante Ceureumen. Penahanan dilakukan setelah NN ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sempat viral di medsos tersebut (SerambiNews.com, 07-10-2024).
Mungkin ini bukanlah kasus pertama, namun ini juga tidak bisa dipastikan menjadi yang terakhir. Berapa kali lagi kita harus mendengar penganiayaan terjadi di lingkup pendidikan di negeri ini. Padahal sudah jelas di sana mereka sedang belajar mendalami agama. Namun apa yang terjadi saat ini adalah sebagian pesantren tak ubahnya seperti sekolah pada umumnya. Di mana didapati adanya perudungan baik oleh teman sejawat, senior atau bahkan para pemimpin yang merasa punya kuasa.
Jika memang salah mengapa tidak menegur dengan baik, dengan bahasa yang mudah dipahami. Bisa jadi mereka tak memahami karena tidak tahu bagaimana efeknya. Maka perlu dijelaskan baik dari segi medis, kesehatan bahkan dari segi agamanya. Dan wajar pula kenakalan remaja itu terjadi, karena mereka penasaran dan ingin mencobanya.
Karenanya sebagai guru kita harus memberikan nasehat terbaik untuk menjaga dan melindunginya. Sebab para santri sudah dipercayakan oleh orang tuanya untuk dititipkan kepada kita. Memang akan sangat melelahkan untuk mendidik anak saat ini, bukan hanya pengaruh lingkungan, abainya keluarga dan abainya negara menjadi semua pemicu ini terjadi.
Hal ini akan terus berulang selama kita masih berada dalam sistem busuk bernama kapitalis ini. Yang memang sengaja merusak generasi dan keluarga agar hancur peradabannya, dan di balik itulah mereka mengambil keuntungan. Maka kerja keras kita untuk mendidik anak, baik guru dan orangtua akan sangat sulit saat ini.
Jika saja kita sadar bahwa ada sistem yang lebih baik dari sistem kapitalis, yaitu Islam yang saat ini kita yakini sebagai agama. Namun nyatanya Islam adalah sebuah sistem yang mengatur kehidupan dan berasal dari sang khalik dengan bersandar pada Al-Qu’ran dan As-Sunnah. Sistem Islam ini dipimpin oleh seorang kepala negara yang disebut sebagai khalifah, di mana Rasul SAW bersabda:
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Muttafaqun ‘Alayh)
Tugas khalifah adalah memberikan segala yang terbaik bagi masyarakat yang berada dalam negaranya. Seperti pendidikan secara gratis dengan guru-guru terbaik, sehingga tidak ada rasa was-was dari orang tua saat menitipkan anaknya untuk mencari ilmu. Tentu saja negara akan menanamkan akidah yang benar dan kuat juga ketakwaan kepada Allah, sehingga mereka tidak akan berani untuk melakukan penganiayaan karena akan mendapatkan sanksi yang cukup berat. Jika hari ini masih ada saja guru yang berani menganiaya muridnya karena kenakalan mereka yang luar biasa, bukan salah gurunya tapi sistemnya.
Wallahu a’lam bishawab. [LM/Ss]