Cari Kerja Gampang Kok, Selama Ada Orang Dalam
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
(Aktivis Muslimah Aceh)
Lensa Media News- Sekarang sepertinya jamannya bapak cari pekerjaan untuk anak dan menantu. Ini terjadi di negeri Gingseng Korea Selatan beberapa waktu lalu. Dan tak jauh berbeda dengan itu, dinegeri ini juga banyak bapak atau emak yang mencari pekerjaan untuk anaknya atau kerabatnya. Seolah kata “hanya butuh orang dalam” itu benar adanya. Apalagi mereka adalah pemangku kekuasaan yang punya jabatan penting, akan semakin mudah mencari pekerjaan hanya dengan membawa namanya saja.
Seperti yang dilansir DetikNews bahwa seorang mantan presiden Korsel Moon Jae-In menjadi tersangka penyuapan karena membantu menantunya untuk bisa menadapatkan pekerjaan di maskapai penerbangan dan saat ini sedanga dalam penyelidikan. (Detiknews, 02-09-2024)
Memang sudah tidak mengherankan lagi di dunia ini, selama masih sistemnya kapitalis kecurangan dan kasus suap-menyuap tidak akan pernah berhenti. Hal ini juga terjadi di negeri ini, meski sudah banyak menjadi sorotan namun mereka tetap mencoba bertahan. Demi melanggengkan kekuasaannya mereka menempatkan anak dan menantunya diposisi strategis. Untuk semakin menumpuk harta selama tujuh turunan.
Bedanya disini sepertinya kebal hukum, tetapi inilah gambaran dari sistem kapitalis saat ini yang kita agungkan. Dengan menyingkirkan banyak orang yang sedang kesulitan mencari pekerjaan karena tidak memenuhi syarat yang beraneka ragam. Dari umur, penampilan, hingga harus sarjana yang membuat orang makin merasa aneh saja, yang padahal gaji tak seberapa. Begitu juga ketika mereka mencoba melamar pekerjaan sebagai PNS, sangat sulit, makanya seolah benar adanya butuh orang dalam, yang dimana jika lulus separuh dari gaji harus dibayarkan untuknya.
Kejamnya sistem kapitalis masih belum bisa menyadarkan orang untuk segera membuangnya dan mengganti dengan sistem terbaik yang datang dari sang khaliq. Yaitu Islam yang dikenal sebagai agama namun ternyata juga sebuah sistem dengan perangkat aturan yang berasal dari Al-qur’an dan hadist. Dimana tak lagi diragukan kebenarannya dan tak bisa dinafikan hukumnya sangat tegas dan sangat adil.
Dalam Islam seorang pemimpin disebut dengan khalifah. Yang bertugas untuk melayani umat dibawah negara yang dipimpinnya. Tugasnya adalah memberikan yang terbaik untuk umat, dari segi pekerjaan, pendidikan, kesehatan hingga meningkatkan taraf ekonomi dan menuntaskan kemiskinan dan meminimalkan angkat kriminal. Maka tidak akan kita temui adanya koruspsi dinegeri slam karena berharap mendapat jabatan atau pekerjaan tertentu seperti hadist berikut ini;
“Rasulullah melaknat penyuap dan yang menerima suap” (HR Khamsah kecuali an-Nasa’i dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi).
Dan ini juga tergambar dari seorang Khalifah bernama Umar Abdul Aziz yang sangat masyur. Dimana saat itu dia memadamkan cahaya ketika sedang berbicara dengan anaknya yang datang karena ingin berbicara masalah keluarganya. Tentu saja hal ini menjadi tanda tanya, namun bagi seorang khalifah haram memakai fasilitas negara untuk urusan keluarga. Karena disana ada uang umat yang harus dikelola dengan baik, dan tentu saja itu menjadi pertanggungjawabannya dengan sang khaliq kelak.
Maka contoh pemimpin seperti ini tidak akan bisa kita temui lagi di sistem ini. Karena sistemnya saja sudah jelas rusak dan menjadikan penguasa semakin rakus dan tamak. Bahkan para pemimpinnya semakin tidak berkualitas, bukan lagi mengurusi umat tapi sudah sibuk mengumpulkan harta. Dan membuat umat semakin tak percaya nasib mereka kepada pemimpinnya. Wallahu’alam
[LM/nr]