Ironi Kemerdekaan, BBM Terus Mengalami Kenaikan


Oleh: Bunda Lia
Muslimah Peduli Negeri

 

LenSa MediaNews__ Lagi, Pertamina menerapkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Salah satunya, harga jenis Pertamax (RON 92) resmi naik menjadi Rp13.700 per liter dari Rp12.950 per liter untuk wilayah dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5%. (CNBC Indonesia, 10-8-2024).

 

Kenaikan BBM nonsubsidi pada momen kemerdekaan adalah ironi tersendiri. Faktanya rakyat belum merdeka dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, harga BBM semakin tak terjangkau padahal negeri ini kaya akan sumber daya energi. Belum lagi imbas dari kenaikan ini akan mengerek harga barang-barang dan menambah berat beban hidup rakyat.

 

Inilah konsekuensi sistem kapitalisme yang menjadikan negara sebagai regulator. Melimpahnya sumber daya alam hanya menjadi target liberalisasi dan peluang bagi investor untuk menguasainya.

 

Dalam Islam, negara berperan sebagai ra’in (pengurus) yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dengan penerapan sistem politik dan ekonomi Islam. Dengan konsep kepemilikan Islam, sumber daya alam akan dikelola negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk layanan negara atas rakyat. Stabilitas harga BBM pun dalam kendali negara sehingga rakyat tidak akan menderita jika terjadi perubahan harga minyak dunia.

 

Kehidupan dalam sistem Islam (Khilafah) adalah impian setiap muslim, karena faktanya mereka kini hidup dalam pemerintahan yang tidak berperan sebagai pelindung yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Pemerintahan yang ada sekarang tak ubahnya seperti penjajah yang selalu menguras sumber daya alam negeri ini dengan sangat rakus lalu mencekik rakyat dengan kebijakannya pada semua aspek kehidupan.

Please follow and like us:

Tentang Penulis