Generasi Judi Online Tak Bahaya tah?


Oleh: Yuyun Suminah
(Reporter Komunitas Smart With Islam Karawang)

 

LenSa MediaNews__ Hai, sobat SWI (Smart With Islam Karawang) bagaimana kabarnya? Semoga sobat semua dalam keadaan sehat ya, aamiin. Libur sekolah biasanya diisi dengan kegiatan apa? Rebahan sambil scroll medsos?

 

Hal itu sering kita lakukan, ya kan? Hayu ngaku hehe. Bagaimana kalau libur sekolah diisi dengan kegiatan kajian, yup. Datang ke kajian remaja SWI. Alhamdulilah tim SWI Chapter Klari Karawang kali ini ke SMK Teknologi yang ada di kecamatan Klari Karawang Jawa Barat.

Kajian remaja yang dilaksanakan pada hari Ahad, 28 Juli 2024 dihadiri 92 peserta se-kecamatan Klari mulai dari pelajar SD, SMP, SMA, SMK bahkan peserta umum, pekerja dan mahasiswi.

 

Seperti biasa acara kajian selalu dikemas dengan menarik dipandu oleh MC Kak Enjel, pembawaannya yang ramah, enerjik mampu membius para peserta. Agar acara semakin membawa keberkahan diawali dengan pembacaan ayat Al-Qur’an.
Tidak hanya itu pemutaran video pun selalu menjadi tambahan motivasi dan pengingat diri. Suasana semakin antusias ketika Kak Maya Ulfah selain sebagai guru beliau pun aktif di komunitas remaja sebagai aktivis muda mulai memaparkan materinya.

 

Kira -kira apa yang menyebabkan judol marak? Generasi Z bisa apa untuk mengatasi maraknya judol? Dua pertanyaan tersebut yang akan kak Maya kupas bahwa maraknya judol dilatarbelakangi oleh ekonomi dan sosial.
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), bahwa Indonesia menjadi negara yang paling banyak pemain judi terbanyak, pertukaran uang judol dari tahun ke tahun semakin meningkat. Miris ya. Semakin sedih lagi banyak warga berpenghasilan Rp100 ribu per hari yang menggunakan uangnya untuk judi.

 

Menurut Menurut laporan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, ada sekitar 4 juta orang yang terdeteksi judol di Indonesia. Judol ini tak hanya menjerat orang dewasa, remaja bahkan masih anak-anak pun menjadi hal biasa. Semoga kita terhindar dari aktivitas haram tersebut dan berharap selalu dalam lindungan-Nya.

 

Apakah yang terjerat judol tidak ingin berhenti? Ada yang sekuat tenaga ingin terbebas dari jeratan pinjol namun ada pula yang justru menjadi kecanduan. Di antara faktor mereka terjerat judol adalah faktor individu yang berawal dari nyoba-nyoba, kepo. Selain itu faktor lingkungan seperti dipertemanan pun bisa mempengaruhi sikapnya dan ada juga karena faktor ekonomi. Berharap dengan judol bisa mendapatkan uang dengan instan, cepat dan tidak mau cape.

 

Lantas bagaimana solusi Islam? Kita sebagai generasi Z bisa apa dengan maraknya kasus judol tersebut di kalangan remaja?
Pertama menuntut ilmu, dengan menuntut ilmu berproses menjadikan kita pribadi yang bertakwa. Karena di sana banyak nasihat, motivasi dan pengingat untuk diri tentang bagaimana menjalani kehidupan.
Kedua berdakwah, dakwah adalah kewajiban semua orang, tak mesti menunggu hafidz dulu, lulusan pesantren, hafal hadis dan lainnya. Jika kita punya ilmu walaupun satu ayat sampaikan saja, itu pesan Rasulullah.
Ketiga peran negara, negara dalam hal ini seorang pemimpin akan mengondisikan rakyatnya dalam hal kebaikan, menutup celah kemaksiatan sekecil apapun. Karena sesuai pesan Rasullullah dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad disebutkan, “Imam Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggungjawab atas rakyatnya.”

 

Maka generasi Z pun bisa melakukan perubahan dengan cara menuntut ilmu, berdakwah yang didukung penuh oleh negara.
Alhamdulilah pemaparan materi selesai, makin seru ketika masuk sesi diskusi dan diumumkan pemenang doorprize. Acara pun selesai dengan ditutup do’a oleh Kak Nisa. Supaya makin berkesan acara diakhiri dengan foto bersama.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis