Tertindas dan Teraniaya, Umat Islam Butuh Junnah

Oleh: Linda Ummu Raisa

 

LenSa Media News_Opini_Penderitaan Umat Tanpa Junnah

Lagi dan lagi Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55,8 triliun untuk memperkuat persenjataan dan peralatan militer Israel. Dilansir dari Reuters pada Ahad (11/8/2024), Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa kongres telah menyetujui alokasi dana miliaran dolar AS untuk pembiayaan militer Israel selama aksi genosida ke Palestina (Republika.co.id, 11/08/2024).

Ternyata tidak hanya saudara kita di Palestina yang kian hari menderita. Akan tetapi masih banyak saudara kita di wilayah lainnya yang juga dalam keadaan teraniaya, terusir dan terlunta-lunta seperti para pengungsi Rohingya yang ditolak di semua wilayah yang mereka tuju (Antaranews.com, 22/03/2024).

Hak hidup kaum muslimin ini tidak ada yang menjamin. Tidak ada perlindungan yang pasti. Mereka menjadi sasaran penjajah, hidup dalam kesulitan yang amat sangat. Penjajahan yang terus-menerus dan semakin meluas semakin membukakan mata hati kita terhadap kebencian kaum kafir terhadap Islam. Nasib umat di belahan bumi manapun akan terus terpuruk dan tertindas, terhina dan jauh dari kemuliaan karena tidak adanya junnah (perisai).

 

Khilafah Islamiyyah Junnah Umat

Kondisi saat ini sungguh sangat berbeda dengan kondisi umat Islam pada masa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalaam mendirikan Negara Islam di Madinah. Pada masa itu kaum muslimin selalu menyandang predikat sebagai umat yang mulia dan terhormat.

Dalam naungan Negara Islam di Madinah, penerapan Syariat Islam secara menyeluruh dalam seluruh lini kehidupannya dapat terwujud sehingga kemuliaan Islam terpancar karenanya. Kemuliaan hidup karena penerapan Syariat Islam ini terus berlanjut sampai pada masa kepemimpinan para sahabat (Khulafaur Rasyidin) dan pada masa kekhilafahan selanjutnya. Dengan kepemimpinan Negara Islam, rahmat bagi seluruh alam nyata adanya. Bahkan masyarakat yang merasakan ketenangan dan kehormatan hidup bukan hanya Umat Islam saja, akan tetapi seluruh umat termasuk yang bukan muslim. Hal ini dapat diwujudkan karena Islam menjamin keamanan atas jiwa perorangan, keamanan harta setiap warganya, penjagaan akal umat, dan berbagai keamanan lainnya yang dirasakan sebagai keberkahan penerapan syariat Islam secara kaffah. Keamanan yang dirasakan Umat merupakan hasil dari perlindungan yang diberikan oleh negara terhadap rakyatnya.

Negara Islam melindungi setiap warganya dengan penuh kekuatan. Negara merupakan junnah umatnya. Negara berada di garda terdepan dalam melindungi umatnya dari setiap bahaya. Sehingga ketika tidak lagi kepemimpinan Negara Islam seperti saat ini, maka pada titik itulah umat tak ada lagi yang melindungi.

Perlindungan Negara Islam hilang ketika musuh Islam berhasil meruntuhkan Khilafah Islamiyyah di masa Turki Utsmaniyyah pada tanggal 6 Maret 1924. Sejak saat itu, tak ada lagi kekuatan kaum muslimin. Para Kafir Barat leluasa menjajah yang menyebabkan ketakutan dan penderitaan kaum muslimin yang tiada habisnya.

Tegaknya Khilafah, Membutuhkan Perjuangan

Sudah saatnya Umat menyadari pentingnya Khilafah Islamiyyah tegak kembali untuk menjamin penerapan Islam Kaffah. Jika Syariat Islam diterapkan secara kaffah, maka kemuliaan umat akan hadir kembali.

Upaya membangun kesadaran akan urgensi tegaknya Khilafah Islamiyyah merupakan awalan yang harus dilakukan. Ketika umat sudah sadar, maka mereka semakin merindukan dan termotivasi untuk menegakkan kembali.

Penyadaran umat membutuhkan keberadaan kelompok dakwah Islam ideologis yang akan menyeru dan membina umat agar kembali kepada kehidupan Islam secara menyeluruh. Kelompok umat ini haruslah meneladani thoriqah dakwah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam untuk meraih kemenangan. Mereka harus intensif melakukan pembinaan terhadap umat sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat di masa lalu. Mereka berinteraksi dan berdiskusi dengan umat seputar Islam.

Penyadaran terhadap umat membutuhkan perjuangan. Seluruh daya upaya harus diikhtiarkan untuk menjemput pertolongan Allah, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Ar -Ra’d : 11:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Maasyaa Allah, sesungguhnya pertolongan Allah sangatlah dekat, karena Allah selalu menepati janjiNya. Wallahu a’lam bisshowab.

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis