LenSaMediaNews.com__ Bila orang akan tenggelam, dia akan meraih apapun sebagai pegangan, termasuk pada ranting. Ini pengibaratan yang tepat untuk proyek pembangunan IKN. Gembar-gembor akan segera menempati rumah dinas di IKN, sampai detik ini IKN belum siap beroperasi. Pembangunannya pun mangkrak. Padahal, pergantian rezim tinggal beberapa bulan lagi.

 

Sebenarnya, dari awal wacana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan, disangsikan oleh para pengamat kebijakan. Terlalu dipaksakan. Mengingat Indonesia baru saja keluar dari hantaman pandemi secara global dan seharusnya pemerintah fokus berbenah diri, terutama menguatkan sektor ekonomi. Bukan mengejar sesuatu yang sifatnya tidak terlalu mendesak seperti IKN ini.

 

Alasan yang dikemukakan oleh pihak pemerintah, bahwa proyek pembangunan IKN adalah proyek pajang yang tidak bisa selesai satu dua tahun, tapi bisa jadi memakan dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan. Jadi wajar bila belum bisa cepat beroprasional. Namun, di balik usaha pembelaan diri, proyek IKN tidak diminati.

 

Seperti kehabisan cara. Pemasaran proyek pembangunan IKN yang sepi investor, digenjot dengan memboyong para influencer dari dunia selebritas. Ada Rafi Ahmad, Nagita Slavina, Gading Marten dan lain-lain. Tujuannya untuk menutup mata dari kegagalan yang ada. Yang penting kesohor.

 

Alih-alih mendapatkan apresiasi, langkah ini dinilai hanya menghambur-hamburkan uang negara (di akhir masa jabatannya), yang pasti rakyat dipaksa menanggungnya. Seperti yang disampaikan oleh Didi Riyadi, salah satu artis yang berkomentar bahwa proyek IKN sebagai proyek gagal. Inilah fakta, ketika pejabat tidak mempunyai kapabilitas juga kredibilitas keimanan yang benar.

 

Dengan demikian, terlihat jelas ketidakmampuan akibat dasar negara yang tidak benar. Andai pembangunan dibangun di atas pondasi serta kerangka berpikir yang cemerlang, di mana proyek pembangunan direncanakan juga dijalankan untuk kemakmuran rakyat, bukan para kapital seperti sekarang. Dan itu ada, hanya dalam sistem pemerintahan yang menjalankan aturan Islam saja. Wallahualam.

(Sri Ratna Puri, Pegiat Literasi) [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis