Makanan Halal dan Tayib untuk Rakyat: Harus!

Oleh: Elli Nopitasari
Beberapa pekan ini, beredar kabar tentang banyaknya anak yang terkena gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah di RSCM, namun ketua pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan tidak terdapat lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan sebagaimana kasus keracunan EG dan DEG (pada obat) tahun lalu (cnnindonesia.com, 26/7/2024).
Meski demikian, kasus ini perlu mendapat perhatian karena sebagian kasus erat kaitannya dengan pola konsumsi yang salah dan tidak sehat. Terdapat banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena gagal ginjal. Dokter mengungkapkan salah satunya adalah kebiasaan konsumsi makanan dan minuman kemasan yang tinggi gula. Efek dari konsumsi makanan dan minuman kemasan terhadap fungsi ginjal tidak terjadi sekonyong-konyong. Ini akan terjadi kalau sudah masuk obesitas dan anak yang obesitas ketika masuk usia dewasa (gagal ginjal).

Realitasnya, hari ini banyak produk berpemanis yang beredar dan digemari oleh masyarakat yang merupakan produk industri makanan dan minuman Indonesia. Produk-produk tersebut mengandung kadar pemanis gula yang tinggi yang tidak sesuai dengan ukuran angka kecukupan gizi, hanya untuk menarik minat dan digemari, serta mengabaikan kesehatan dan keamanan. Sayangnya, produk-produk ini terutama dikonsumsi oleh anak-anak.

Hal demikian wajar dalam kehidupan sistem kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan, yang mengabaikan kebutuhan masyarakat terhadap makanan  yang aman dan sehat.

Sementara dalam Islam, pemenuhan bahan pangan yang halal dan tayib untuk masyarakat sangat diperhatikan. Hingga Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan tayib tersebut agar sesuai dengan syariat. Peran negara sangatlah penting untuk mengatur dan memberi jaminan keberadaan makanan yang halal dan tayib kepada masyarakat.

Negara dapat mengontrol industri agar memenuhi ketentuan syariat. Untuk itu, negara akan menyediakan tenaga ahli, lalu melakukan pengawasan dan sanksi tegas bagi yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Negara juga memberikan edukasi tentang bahan pangan yang halal dan tayib melalui berbagai mekanisme sebagai sarana untuk membangun kesadaran masyarakat. Dengan Islam, kita selalu mendapatkan solusi dari setiap masalah hidup manusia, baik dalam level individu, masyarakat, maupun negara. Wallahu a’lam bishshawab. [LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis