Kejutan Ultah Berujung Maut


Oleh: Perwita Lesmana

 

 

LenSa MediaNews__ Bukan disengaja tapi berakhir duka. Seorang siswa SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bernama Fajar Nugroho (18), pada Senin (8-7-2024) meninggal karena tersetrum. Berdasarkan penjelasan Kepala Kepolisian Sektor Cawas, Ajun Komisaris Umar Mustofa, Fajar dan teman-temannya berkumpul membahas pengumpulan dana kegiatan lomba. Hari itu bertepatan dengan ulang tahun Fajar dan teman-temannya ingin memberikan kejutan kepadanya. Setelah makan siang, Fajar ditaburi tepung dan diceburkan ke kolam ikan sekolah. (Kompas.id, 9-7-20214)

 

Pihak keluarga sebenarnya tidak melakukan laporan, tapi polisi akan tetap melakukan penyidikan. Kelayakan fasilitas sekolah dan prosedur operasi standar kegiatan siswa di luar jam sekolah juga akan dikaji ulang. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa tengah Agus Wijayanto menyampaikan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi sekolah yang lainnya.

 

Merayakan ulang tahun dengan memberikan kejutan sudah menjadi tren di kalangan remaja. Terkadang penuh kejutan manis tapi seringkali hal-hal yang kurang menyenangkan, seperti menyiram dengan tepung, telur, air kotor atau perbuatan yang mengarah pada perundungan.

 

Remaja hari ini berkiblat pada acara-cara barat dalam menunjukkan eksistensi. Termasuk di dalamnya yaitu perayaan ulang tahun yang sejatinya tidak ada dalam agama Islam. Mereka cenderung ikut-ikutan tanpa berpikir panjang. Apakah perbuatan tersebut mendatangkan rida Allah atau tidak. Apakah ada dampak kebaikan atau justru berakhir penyesalan. Bukan hanya meninggalkan trauma bahkan hilangnya seorang nyawa manusia.

 

Hal ini menunjukkan ketidakpahaman dalam berpikir dan beramal. Bahwa sejatinya apapun yang dilakukan ada pertanggungjawaban di dunia dan yang pasti di akhirat kelak. Paham sekularisme yang berkembang saat ini membuat remaja jauh dari agama. Mereka tidak berpikir bahwa semua aspek kehidupan selalu terikat dengan syariat. Termasuk aturan berinteraksi dengan manusia yang lain. Apalagi kurikulum pendidikan yang berlaku juga mendukung siswanya berperilaku liberal. Bebas mengekspresikan keinginan tanpa batas agama.

Islam memberikan perhatian besar besar pada generasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Keluarga
Mendidik anak dengan syariat Islam. Akidah menjadi pondasi dasar yang menjadi bekal menjalani kehidupan. Keluarga mengingatkan bahwa posisi manusia adalah seorang hamba. Tugas utamanya adalah ibadah dan menjadikan syariat sebagai rujukan dalam mengambil keputusan. Orang tua berperan aktif dalam mengajarkan adab dan cara bergaul yang ma’ruf dalam Islam.

2. Masyarakat
Masyarakat yang menjadikan Islam sebagai ideologinya senantiasa beramar ma’ruf nahi munkar. Tidak menormalisasi hal-hal tidak bermanfaat apalagi membahyakan bagi keselamatan.

3. Negara
Negara memiliki andil dalam membuat kebijakan. Ketika negara menjadikan syariat Islam sebagai pedoman. Negara membuat kurikulum pendidikan, mengatur pergaulan, dan memberikan sanksi yang adil. Termasuk kasus seperti yang dialami Fajar, yang sampai menghilangkan nyawa, tentu bukan perkara biasa. Tidak hanya akan menjadi berita viral namun evaluasi semua pihak. Harus ada pembinaan dan sanksi yang membuat kasus serupa tidak terulang.

 

Tentu kita semua rindu dengan potret generasi cemerlang, sosok seperti Usamah Bin Zaid yang jadi panglima perang di usia 18 tahun, Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun, juga ilmuwan muslim yang karyanya terus digunakan hingga saat ini seperti Ibnu Haitham, Al Khawarizmi, Al Zahrawi dll.

 

Saat ini sungguh banyak kerusakan terjadi ketika Islam ditinggalkan. Generasi muda yang menjadi harapan umat malah disibukkan dengan hal tidak bermanfaat. Hanya ketika Islam diterapkan, generasi tumbuh cemerlang dan berada di puncak kejayaan. Biidznillah.

Please follow and like us:

Tentang Penulis