Harga Minyak dan Gula Naik, Rakyat Makin Tercekik

 

Oleh : Sri Haryati

 

Lensa Media News, OPINI- Minyak dan gula termasuk kebutuhan yang tindak bisa di tinggalkan setiap harinya. Di tengah kesulitan yang makin mengimpit ada kabar yang kurang baik untuk masyarakat. Dampak PHK besar-besaran yang mengakibatkan banyaknya pengangguran tentu akan berimbas pada daya beli masyarakat. Ini karena daya beli dipengaruhi penghasilan masyarakat. Dalam keadaan ini, pemerintah justru  menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak dan harga acuan pembelian (HAP) gula akan diperpanjang. (Katadata, 28-06-2024).

Badan Pangan Nasional memperpanjang relaksasi HAP dalam pembelian gula konsumsi hingga waktu yang tidak ditentukan. Pemerintah sebelumnya telah melonggarkan tenggat waktu relaksasi HAP pembelian gula konsumsi dari 31 Mei 2024 menjadi akhir pekan ini, Minggu (30/6). Relaksasi HAP pembelian gula konsumsi ini akan berlangsung setidaknya tiga bulan sejak pertama kali diberlakukan pada 5 April 2024. Dengan relaksasi tersebut harga gula di tingkat konsumen naik dari Rp16.000 menjadi Rp17.500 per kg dan Rp18.500 per kg di bagian timur Indonesia.

Sebenarnya kenaikan minyak dan gula ini untuk siapa? Kalau untuk rakyat tentu tidak. Karena rakyat tidak mungkin meminta kenaikan harga. Minyak dan gula bagian dari sembako. Sayangnya, negara membuat rakyat makin sulit mengakses bahan pokok tersebut apalagi di tengah kesulitan seperti saat ini. Apa gunanya ada HET tapi relaksasi terus membuat HET tak ada artinya. Sebenarnya siapa yang dibela dengan menaikkan HET minyak kita dan relaksasi harga gula.

Dalam sistem kapitalisme hal semacam ini pasti akan terjadi. Karena orientasi dari sistem ini adalah uang atau keuntungan semata. Tak terkecuali pemerintah dalam sistem ini tidak berperan sebagai periayah bagi rakyatnya, melainkan hanya sebagai regulator antara pemilik modal dan rakyat.

Berbeda halnya dengan sistem Islam. Islam akan menjamin kebutuhan pokok rakyat dan menjaga distribusi sehingga rakyat mudah mengakses kebutuhan-kebutuhan pokok, baik dengan harga murah ataupun bahkan gratis. Penguasa atau khalifah di dalam sistem Islam akan berperan sebagai periayah dan pelindung bagi umat.

Negara Islam dapat menjamin kesejahteraan karena memiliki sumber pemasukan negara yang besar. Dan akan mengolah sumber daya alam sendiri. Khilafah tidak akan menyerahkan pada swasta maupun asing. Negara menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan bagi para kepala rumah tangga atau laki-laki yang sudah dewasa. Ini bertujuan untuk mendapatkan penghasilan yang bisa di gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Negara yang bervisi raa’in menjadikan negara bertanggung jawab atas rakyat dan memudahkan hidup rakyat. Karena penguasa di dalam sistem Islam menyadari sepenuhnya bahwa semua perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Wallahu alam bissawab.

 

[LM, Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis