PHK Massal Terus Menghantui Para Pekerja
Oleh Dewi Sri Murwati
Mahasiswi dan Pegiat Pena Banua
LenSa Media News _ Perseroan Terbatas (PT) Sepatu Bata Tbk. menutup pabrik produksinya di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Akibat dari penutupan ini, sebanyak 233 pekerja mengalami PHK secara massal. Berdasarkan informasi dari Ketua Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Jawa Barat, fenomena penutupan pabrik telah banyak dilakukan oleh sejumlah perusahaan dengan berbagai alasan. CNBC Indonesia menambahkan bahwa dalam rentang waktu setahun terakhir (2023-2024) sudah ada setidaknya 8 pabrik raksasa di Jawa Barat yang ditutup. Selain pabrik Bata, pabrik ban PT Hung-A Indonesia juga melakukan penutupan pabrik sehingga menyebabkan 1.500 karyawan diberhentikan sejak awal Februari 2024 (CNBCindonesia.com, 11/05/2024).
Penyebab terjadinya PHK massal di Indonesia karena beberapa faktor, diantaranya adanya ketidakstabilan ekonomi global. Efek domino dari perlambatan ekonomi global mengakibatkan turunnya kinerja industri dalam negeri, sehingga stok produksi barang menumpuk hingga perusahaan akan melakukan efisiensi dengan cara PHK. Selain itu faktor semakin canggihnya mesin pabrik turut memberikan potensi PHK dengan alasan efisiensi biaya produksi. Serbuan produk impor legal apalagi ilegal juga turut menyumbangkan potensi PHK massal.
PHK massal tidak hanya terjadi pada tahun ini saja melainkan sudah terjadi sejak masa pandemi, ditambah Indonesia juga kebanjiran produk impor yang harganya jauh lebih murah dari produk lokal. Akibatnya permintaan produk lokal menurun, perusahaan harus mengurangi biaya produksi agar usahanya dapat terus berjalan. Mayoritas perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi dengan memutuskan hubungan kerja para pegawainya.
Bekerja menjadi karyawan di perusahaan merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia. Sehingga banyak kepala keluarga yang menjadikan pekerjaan buruh sebagai sumber utama keuangan keluarganya. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran, lantas bagaimana nasib para pekerjanya? Tentunya sumber utama penghasilan mereka akan hilang apalagi harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi, parahnya sumber pendapatan saja sudah tidak ada. Hal inilah yang memicu terjadinya peningkatan angka kemiskinan masyarakat Indonesia.
Solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah sebatas pada solusi secara praktis dan tidak dapat menyelesaikan masalah. Adanya berbagai macam bantuan yang digelontorkan kepada masyarakat tidak dapat menghilangkan jejak kemiskinan karena distribusi penyaluran bantuan yang tidak merata. Ribuan lapangan kerja mayoritas dibuat oleh swasta, sedangkan pemerintah hanya sebagai penyedia regulasi saja. Akan tetapi skema regulasi yang dibuat malah menguntungkan para kapital atau pemilik modal, sehingga para pekerjanya seakan tertindas dan dirugikan.
Masalah PHK massal yang terus ada dan berbagai permasalahan kehidupan yang tidak kunjung usai bisa terjadi akibat penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini mendorong masyarakatnya melakukan aktivitas hanya untuk mendapatkan materi. Sistem kapitalisme menjadikan kebebasan sebagai hal yang umum terjadi, sehingga aturan pasar pun dibuat juga dengan sebebas-bebasnya. Akibatnya produk dari luar bebas keluar masuk dan merajai pasar dalam negeri. Seperti inilah sistem aturan kehidupan yang dibuat oleh manusia, karena manusia sifatnya lemah dan banyak cacat. Cacat dalam artian ketika membuat aturan lebih mengedepankan kepentingan hawa nafsunya tanpa mempertimbangkan aturan Tuhan. Sehingga sistem buatannya pun juga akan lemah, cacat bahkan merusak jika diterapkan untuk mengatur alam semesta, manusia dan kehidupan.
Berbeda halnya dengan Islam, Islam menjamin kesejahteraan setiap individu dan masyarakat dengan berbagai mekanisme dalam sistem Islam kaffah termasuk pada sistem ekonominya. Negara Islam juga memberikan jaminan usaha untuk perusahaan-perusahaan dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Negara memiliki berbagai sumber pemasukan sehingga dapat mengentaskan permasalahan kemiskinan. Penawaran dan permintaan dalam negara Islam bukan menjadi indikator sebagai naik atau turunnya harga. Negara juga akan mengatur distribusi barang dan jasa agar semua kebutuhan rakyat dapat terpenuhi.
Sumber daya alam akan dikelola secara langsung oleh negara dan hasilnya akan diberikan dalam bentuk pendidikan, keamanan, kesehatan dan berbagai kebutuhan rakyat. Sehingga angka kemiskinan akan menurun karena seluruh kebutuhan rakyat sudah dijamin oleh negara. Kemudian perusahaan dapat terus berjalan tanpa harus melakukan PHK secara besar-besaran. Inilah satu-satunya solusi yang sempurna untuk mengentaskan seluruh permasalahan kehidupan. Hanya dengan sistem Islam semua ini dapat terwujud bukan sistem yang lain.
Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir”. (TQS. Al-Maidah : 44)
Wallahu A’lam Bishawab
(LM/SN)