Bencana Terus Berulang, Butuh Solusi Komprehensif 

Oleh: Yuke Octavianty

Forum Literasi Muslimah Bogor

 

Lensa Media News–Perubahan iklim makin nampak dan mempengaruhi kejadian alam. Salah satunya banjir bandang yang sering terjadi di Agam, Sumatera Barat, dimana diberitakan telah menewaskan 15 orang (CNNIndonesia.com, 12/5/2024).

 

Pencarian korban terus dilakukan, karena medan yang sulit tertimbun lumpur. Banjir bandang dilaporkan terjadi setelah hujan lebat menerjang tiga kecamatan. Tim BPBD masih melakukan evakuasi terkait korban dan berbagai infrastruktur yang banyak mengalami kerusakan.

 

Tidak hanya di Agam, di wilayah Konawe Utara, Sulawesi Tenggara pun terjadi bencana. Sungai Lalindu yang terletak di jalan trans Sulawesi meluap dan mengakibatkan banjir sejak 3 Mei 2024 lalu (CNNIndonesia.com, 11/5/2024). Bencana tersebut mengakibatkan jalan lumpuh total. Banyak desa tidak bisa diakses, setidaknya hanya ada satu desa yang bisa dilewati dari 12 desa yang tersebar sepanjang jalan tersebut.

 

Tata Kelola Bencana

 

Bencana selalu berulang dan terus terjadi tanpa ada solusi sistematis yang mampu menyelesaikan masalah. Usaha preventif atau pencegahan yang telah dilakukan tidak mampu optimal mencegah. Semua ini terjadi, bisa jadi karena ulah tangan manusia dan ketidakseimbangan alam yang terus mengalami degradasi.

 

Sehingga membutuhkan upaya komprehensif yang harus terus diupayakan untuk meminimalkan jumlah korban berjatuhan dan resiko semakin besarnya bencana.

 

Upaya mitigasi menjadi salah satu kebijakan yang semestinya diupayakan seoptimal mungkin. Mengingat wilayah Indonesia adalah wilayah dengan struktur tanah dan lempeng yang rentan bencana. Mitigasi selalu berhubungan dengan kebijakan yang menjadi ketetapan negara.

 

Namun sayang, sistem yang kini diterapkan dalam mengatur kehidupan tidak mampu menetapkan kebijakan mitigasi bencana yang membutuhkan perencanaan kompleks. Dalam program yang sistematis demi pencegahan bencana dibutuhkan biaya yang besar. Dan inilah sandungan terberat dalam sistem ini.

 

Sistem kapitalisme yang kini diterapkan sama sekali tidak mampu menilik bahwa kepentingan rakyat adalah kepentingan yang semestinya menjadi prioritas dalam menjaga nyawa rakyat. Kebutuhan rakyat hanya dianggap sebagai beban yang memberatkan anggaran pembiayaan negara. Alhasil, mitigasi yang dilakukan hanya sebatas formalitas yang tidak mampu tuntas menyelesaikan masalah.

 

Di sisi lain, kebijakan pembangunan yang eksploitatif memicu banyaknya bencana alam. Tentu saja, semua ini berdampak buruk pada keseimbangan lingkungan. Negara yang kini menerapkan sistem kapitalisme sekular, hanya berorientasi pada keuntungan materi. Tidak peduli lagi saat kebijakan yang ditetapkan beresiko memicu terjadinya bencana.

 

Betapa buruk tata kelola bencana dalam sistem kapitalisme. Karena semua kebijakan tidak disandarkan pada keselamatan dan kepentingan rakyat.

 

Solusi Cerdas dalam Islam

 

Terjadinya bencana berhubungan erat dengan kebijakan pembangunan yang ditetapkan oleh suatu negara. Dalam paradigma Islam, kebijakan pembangunan senantiasa ditetapkan berdasarkan kepentingan seluruh rakyat dengan konsep penjagaan alam agar tetap lestari dan terjaga.

 

Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. dalam hadits riwayat Bukhori bahwa setiap pemimpin adalah ra’in, yakni pengurus bagi setiap urusan rakyatnya.

 

Keseimbangan alam juga wajib diperhatikan dalam kerangka kebijakan negara. Agar alam tetap seimbang dan memberikan potensi terbaiknya untuk kehidupan manusia.

 

Tidak hanya itu, dalam sistem Islam, mitigasi bencana pun menjadi kebijakan sistematis yang diterapkan utuh demi menjaga keselamatan nyawa rakyat. Baik usaha mitigasi preventif (pencegahan) dan kuratif (pemulihan).

 

Semua upaya dilakukan optimal dengan sumber anggaran yang berasal dari Baitul Maal. Dengan upaya mitigasi yang optimal dan antisipatif, korban nyawa mampu diminimalkan bahkan di-nol-kan.

 

Semua kebijakan ini hanya mampu diterapkan dalam sistem Islam berinstitusikan khilafah. Satu-satunya sistem yang amanah mengurusi setiap kepentingan rakyat, amanah dalam pelayanannya dan senantiasa memgutamakan keselamatan nyawa seluruh umat.

 

Dengan demikian, bencana mampu teratasi dengan cerdas, terarah dan terukur sistematis. Hanya dengan khilafah-lah, kehidupan penuh rahmat dan berlimpah berkah. Wallahu’alam bissawwab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis