Bimwin Apakah Menjadi Solusi Cegah Stunting?
Oleh: Dinar Rizki Alfianisa
LenSa Media News _ Kementrian Agama (Kemenag) akan mewajibkan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) sebagai syarat bagi calon pengantin untuk melangsungkan pernikahan.
Keputusan ini berdasarkan pada Surat Edaran Ditjen Bimas Islam Nomor 2 Tahun 2024 tentang Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin yang rencananya akan dimulai bulan Juli tahun ini.
Nantinya bagi calon pengantin yang tidak mengikuti Bimwin tidak akan bisa mencetak buku nikahnya sampai ia mengikuti Bimwin terlebih dahulu.
Tujuan dari Bimwin sendiri adalah untuk menyiapkan calon keluarga agar memiliki kecakapan secara psikologis, sosial dan hukum-hukum keluarga serta sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi angka stunting (Kompas.com/30-03-2024).
Akar Masalah Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Menurut WHO, faktor lain yang menyebabkan stunting adalah faktor ekonomi, pendidikan ibu, tinggi badan ibu, ASI eksklusif, usia anak dan berat badan lebih rendah.
Melalui program Bimwin ini akan disosialisasikan pada calon ibu dan orang tua tentang bagaimana kecukupan ilmu mereka ketika nanti berumahtangga dan memiliki anak.
Pendidikan memang hal yang penting dimiliki oleh para calon pengantin, namun ilmu hanya akan sebatas menjadi pengetahuan saja jika tidak mampu direalisasikan pada kehidupan. Seperti halnya Bimwin yang hanya sebatas sosialisasi tanpa adanya upaya serius negara untuk merealisasikan ilmu-ilmu yang didapat.
Para calon pengantin akan menghadapi realita kehidupan yang lain ketika mereka sudah menikah salah satunya adalah masalah ekonomi. Dengan kondisi hari ini dimana sulitnya lapangan pekerjaan dan biaya hidup yang mahal tak memberi ruang bagi para orang tua baru untuk merealisasikan ilmu yang mereka dapat di Bimwin.
Bukan tidak ingin memberi asupan gizi yang baik bagi anak dan ibu hamil, namun realita hidup dalam sistem kapitalisme ini untuk sekedar makan sehari-hari saja masyarakat harus bersusah payah. Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di negeri ini juga menjadi penyebab tingginya angka stunting.
Namun tidak jarang juga orang tua dengan ekonomi yang cukup anak-anak mereka ada yang mengalami stunting. Hal ini disebabkan minimnya perhatian mereka pada anak. Orang tua sibuk bekerja baik ibu maupun ayah. Sistem pendidikan hari ini menghasilkan pemikiran yang hanya berorientasi pada materi sehingga mereka hanya fokus pada pemenuhan materi sebanyak-banyaknya.
Solusi Islam
Dalam Islam pernikahan adalah sesuatu yang mulia. Darinya lahir sebuah peradaban. Maka penting bagi mereka yang hendak menikah menyiapkan ilmu yang cukup sebagai bekal pernikahan.
Dengan sistem pendidikan Islam setiap individu akan dididik dengan akidah Islam sehingga menghasilkan pola sikap dan pola pikir islam. Dengan hal tersebut individu akan memahami tanggung jawab, hak dan kewajibannya termasuk dalam mempersiapkan dalam kehidupan rumah tangga.
Dengan sistem politik dan ekonomi Islam yang khas, negara akan mengupayakan berbagai cara sesuai syariat Islam untuk mensejahterakan rakyatnya.
Kekayaan alam berupa sumber daya alam yang melimpah akan dikelola secara benar untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat. Islam tidak akan membiarkan sumber daya alam milik umum di privatisasi atau diberikan pada swasta.
Islam juga memudahkan bagi mereka yang hendak menikah dan siap menikah bila terkendala modal akan diberikan modal untuk menikah dan modal untuk ia agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Dengan SDA yang melimpah yang dimiliki oleh negara maka akan cukup untuk menggapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Terpenuhinya kebutuhan hidup, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga dalam permasalahan stunting ini insyaallah bisa teratasi di negara yang menerapkan syariat Islam dalam kehidupannya.
Wallahualam
(LM/SN)