KDRT Berulang, Negara Butuh Aturan Terbaik

Oleh: Nurjannah Sitanggang
Lensamedianews.com, Opini – Seorang pria bernama Joni Sing (49) membunuh mertuanya, Sanda Kumari (56) di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (11/3/2024) pukul 05.30 WIB. Usai melakukan aksinya Joni melarikan diri. Tapi ketika hendak ditangkap polisi pada Kamis (21/3/2024), pelaku berusaha bunuh diri dengan menusukan pisau ke badan dan kepalanya. Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Medan Kombes Pol Teddy Jhon Sahala mengatakan, niat pelaku membunuh korban didasari sakit hati. (Kompas, 22/3/2024).

Sungguh miris kejahatan demi kejahatan memenuhi dunia nyata dan diekspos di dunia maya. Akan tetapi ternyata semakin lama kejahatan itu terus berulang. Meski kepolisian telah berulang kali menangani hal yang serupa akan tetapi ternyata efek jera hampir tidak ada. Apa yang bermasalah?

Jika kita teliti memang tampak jelas, bahwa kehidupan yang kita jalani saat ini sedang tidak baik-baik saja. Masyarakat sedang sakit, adab hilang, dan penghormatan terhadap nyawa pun mencapai titik nadir.

Padahal  Islam memerintahkan kita untuk memuliakan orang tua, menghormati dan berbakti padanya. Demikian juga islam memposisikan mertua sebagaimana orang tua kandung. Akan tetapi sistem sekuler telah menjauhkan umat dari syariat Islam hingga hubungan antara anggota keluarga rawan tindak kekerasan bahkan kejahatan.

Sungguh menyedihkan kita menemukan fenomena kerusakan tatanan kehidupan keluarga hingga bahaya mengintai setiap saat tidak bisa dihindari. Masyarakat sakit karena sistem sekuler telah menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang benar. Sebab hanya  Islam yang mampu melahirkan individu yang berkepribadian Islam yaitu pribadi yang saleh karena pola pikir dan pola sikapnya berlandaskan Islam.

Penerapan ideologi kapitalisme sekuler adalah akar masalah lahirnya individu sadis. Ideologi ini telah menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang benar dan dari penerapan syariatnya. Islam dengan tegas melarang dan mengharamkan pembunuhan. Allah SWT berfirman: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (TQS Al-Maidah: 32).

Islam sangat menghormati nyawa dan menjaganya. Bahkan lebih dari itu, Islam begitu memuliakan nyawa manusia dan memerintahkan qishash bagi pelaku pembunuhan. Allah SWT berfirman, “Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan.” (TQS Al-Baqarah: 178). 

Perintah qisas bagi pelaku pembunuhan semata untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.” (TQS Al-Baqarah: 179).
Ideologi sekuler dengan pemisahan agama dari kehidupan telah menjadikan nyawa manusia tidak berharga. Bertolak belakang dengan Islam yang sangat menjaga nyawa manusia. Hal ini demi menjamin kehidupan manusia itu sendiri.  Rasulullah saw bersabda, “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR Nasai 3987 dan Turmudzi 1455).
Sungguh umat membutuhkan tatanan kehidupan yang baru yaitu penerapan Islam yang menyeluruh. Sebab dengan penerapan Islam akan terlahir individu-individu yang saleh. Sistem pendidikan Islam sangat mampu melahirkan individu yang bertakwa. Penerapan Islam juga akan melahirkan masyarakat yang bertakwa dengan masifnya amar makruf nahi mungkar.
Lebih dari itu penerapan aturan Islam akan melahirkan kehidupan yang berkah bagi umat manusia. “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-A’raf: 96).
Please follow and like us:

Tentang Penulis